Penertiban PKL Pasar Minggu Ricuh, Pedagang Dorong Petugas Satpol PP Tolak Pindah
Penertiban PKL Pasar Minggu Ricuh, Pedagang Dorong Petugas Satpol PP Tolak Pindah--Riko/rakyatbengkulu.com
BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM – Penertiban Pedagang Kaki Lima (PKL) di kawasan Pasar Minggu, Kota Bengkulu pada Selasa 25 November 2025 berlangsung ricuh.
Aksi tersebut dipicu penolakan sejumlah pedagang yang keberatan dipindahkan dari lokasi berdagang yang selama ini mereka tempati.
Kericuhan terjadi ketika petugas Satpol PP meminta pedagang mengosongkan badan jalan dan trotoar yang dinilai mengganggu kenyamanan publik serta menyebabkan kemacetan.
Pemerintah telah menyiapkan lokasi relokasi, namun sebagian pedagang menolak karena merasa omzet turun dan lokasi baru dianggap tidak layak.
BACA JUGA:Kuota Haji Bengkulu 2026 Ditetapkan: Kota Bengkulu Terbanyak, 3 Kabupaten Nol Kuota
BACA JUGA:Kronologi 5 Petani Alami Luka Tembak dalam Bentrok dengan Pihak PT Agro Bengkulu Selatan
Kasatpol PP Kota Bengkulu, Sahat S. Situmorang, yang memimpin langsung jalannya penertiban, menegaskan bahwa tindakan tersebut dilakukan berdasarkan aturan yang berlaku.
“Perda Nomor 3 Tahun 2008 itu dasarnya kuat. Semuanya sudah dipertimbangkan sejak tahun 2008. Jalanan, badan jalan, trotoar itu bukan milik kelompok tertentu, melainkan milik seluruh warga Kota Bengkulu,” tegas Sahat.
Ia menjelaskan bahwa Satpol PP telah memberikan pemahaman kepada pedagang agar kawasan publik tetap memberikan kenyamanan bagi semua masyarakat.
“Ada 408.000 jiwa penduduk yang berhak menikmati kenyamanan, ketenteraman, dan ketertiban di sini,” ujarnya.
BACA JUGA:Layar AMOLED dan Bodi Elegan, Ini Alasan Galaxy A07 Layak Dibeli
BACA JUGA:Rapat Paripurna DPRD Provinsi Bengkulu Sempat Memanas, Protes Terkait Pembacaan Surat PAW Ketua DPRD
Meski terjadi ketegangan, pemerintah tetap membuka ruang dialog dan berupaya mencari solusi terkait turunnya pendapatan pedagang setelah relokasi. Sahat mengatakan berbagai skema bantuan telah disiapkan bagi pedagang yang membutuhkan.
“Mereka menyampaikan kalau di tempat yang sudah ditentukan, penjualannya menurun. Nah, ini kita juga cari solusi. Saya tadi tawarkan, misalnya kita berkunjung ke rumahnya supaya kita tahu kondisinya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


