Marhaban Ya Ramadhan
HONDA

Orang Korupsi Pada Dasarnya Rakus, Penyebab Terbesarnya Adalah Individu

Orang Korupsi Pada Dasarnya Rakus, Penyebab Terbesarnya Adalah Individu

Orang Korupsi Pada Dasarnya Rakus, Penyebab Terbesarnya Adalah Individu--rakyatbengkulu.disway.id

BENGKULU, RAKYATBENGKULU.ComKorupsi merupakan racun dari sebuah negara yang harus diberantas. Transparency International melakukan survei indeks korupsi di 180 negara, skor Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia berada di angka 34 dengan skala 0-100. Skor 0 berarti negara sangat korup dan berarti sangat bebas korupsi.

Tindak pidana korupsi di Indonesia tidak pernah berhenti terlihat di layar kaca televisi. Pelaku korupsi adalah pegawai atau pejabat pemerintahan yang menduduki jabatan strategis. Kadang kita bertanya mengapa seseorang masih korupsi? Karena pelakunya adalah orang-orang yang punya posisi tinggi dan tidak kekurangan dari sisi ekonomi.

BACA JUGA:Tegas, Bupati Gusnan Minta Usut Tuntas Pengusutan Dugaan Korupsi Baznas

Alasan seseorang melakukan korupsi bisa bermacam-macam, namun secara ringkas teori GONE menjelaskan faktor-faktor yang jadi penyebab terjadinya korupsi. Teori GONE yang dikemukakan Jack Bologna merupakan singkatan dari Greedy, Opportunity, Need dan Exposure.

Teori GONE menyatakan orang yang korupsi pada dasarnya adalah rakus dan tidak pernah puas. Tidak pernah ada kata cukup untuk para koruptor rakus. Ketika keserakahan bertemu dengan peluang, akan menjadi penyebab terjadinya kejahatan korupsi. Setelah keserakahan dan adanya peluang, seseorang berisiko melakukan korupsi jika ada gaya hidup berlebihan dan kriminal atau tindakan yang tidak memberikan efek jera.

BACA JUGA:Permodalan dan Pelatihan Ultra Mikro dari BRI Group, Ternyata Mudah dan Bikin Usaha Makin Lancar

Tak heran jika meningkatnya kasus korupsi di Indonesia disebabkan beberapa faktor. Namun penyebab terbesar adalah faktor individu. Dalam Sosiologi Korupsi: Eksplorasi dengan Data Kontemporer (1996), Syed Hussein Alatas menegaskan korupsi di Indonesia bukanlah akibat buruknya implementasi undang-undang dan peraturan.

Melainkan faktor-faktor di luar struktur pemerintahan, dalam hal ini individu. Ketika oknum koruptor menguasai pemerintahan apapun jabatannya, maka dipastikan strukturnya akan tercemar.

BACA JUGA:Dipengaruhi Korupsi Pakaian Linmas, Pengadaan Seragam Sekolah Gratis Lambat

Budaya korupsi dimulai dari perilaku sederhana dan kemudian berkembang. Ibarat penyakit kanker, korupsi menyebar dan menjerat seluruh organ masyarakat, sehingga pemberantasan korupsi harus diawali dengan reformasi sosial dan mental seluruh lapisan masyarakat.

Mereka biasanya melakukan tindakan korupsi seperti pemerasan, manipulasi tender, menganggarkan kegiatan fiktif, bahkan korupsi kecil-kecilan seperti manipulasi transportasi, hotel dan uang saku. Penyakit ini bisa dihentikan mulai dari diri sendiri caranya dengan menghentikan perilaku korupsi, sekecil apapun. 

BACA JUGA:Rezeki Moncer Setiap Harinya, 3 Shio Ini Tidak Bakal Hidup Melarat

Salah satunya adalah suap atau penyuapan yang sering dilakukan oleh masyarakat biasa. Seperti yang dikatakan Syed Hussein, jika orang-orang yang terbiasa menyuap atau menerima suap ketika menduduki posisi di pemerintahan akan mencemari struktur lembaganya.(**) 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: