BENTENG – Pengerjaan jalan amblas di Desa Paku Haji Kecamatan Pondok Kubang Kabupaten Bengkulu Tengah belum bias dilakukan. Karena debit air sungai Lemau dipinggir badan jalan amblas tersebut masih tinggi. Selain itu, ada salah satu titik jalan menuju Desa Paku Haji ini yang putus.
Tanggung jawab perbaikan jalan amblas itu dari PLTA Musi. Karena status lahan yang dilewati oleh sungai itu milik PLT Musi yang sudah dibebaskan 2005 atau 2006 lalu dari masyarakat.
Kepala Desa (Kades) Paku Haji, Asri Junianto menjelaskan, kalau hingga saat ini kondisi debit air yang berada di sungai Lemau Desa Paku Haji masih sangat deras. Titik jalan yang putus beberapa waktu lalu, saat ini tengah diperbaiki warga. Dengan cara membuatan jembatan darurat yang baru, dan lebih kuat agar alat berat kontraktor bisa masuk.
Perbaikan Jalan Amblas Terhambat
“Saat ini kita warga sedang melakukan pengerjaan jembatan darurat yang lebih kuat agar alat kontraktor bisa masuk untuk melakukan pengerjaan jalan yang amblas tersebut. pihak PLTA musi sudah memberikan kita besi untuk membuat jembatan yang lebih kuat dengan ditambah dengan pohon kelapa dan penopang yang lainnya,” jelasnya.
Dia menambahkan, saat ini semua alat kontraktor sudah siap masuk. Menunggu pengerjaan jembatan darurat selesai. “Kalau untuk debit air, kita nantinya akan berkoordinasi dengan pihak PLTA musi untuk mengurangi debit air yang ada di sungai tersebut. Apabila debit air sudah berkurang, maka pihak kontraktor sudah bisa bekerja untuk memperbaiki jalan yang amblas tersebut,” ungkapnya.
Pengurangan debit air, akan dilakukan pada waktu siang hari. Pada saat petugas sedang melakukan pengerjaan jalan yang amblas tersebut. “Untuk kondisi jalan yang amblas saat ini tidak ada lagi penambahan atau terkikis. Kondisinya masih sama seperti saat pertama kondisi jalan tersebut amblas diterjang deras air yang deras,” Demikian Asri.
Ditempat yang berbeda, Camat Pondok Kubang, Zainal Abidin, S.IP meminta, untuk perbaikan jalan yang amblas tersebut segera dikerjakan secepat mungkin. Jika lama didiamkan, jalan akan semakin amblas dan putus. Sehingga masayakat bisa terisolir.
“Selain itu apabila nantinya memang jalan putus dan pengerjaan belum dilakukan maka kita akan mencoba membuat jalan darurat di seberang sungai. Namun memang untuk melakukan ini perlu izin terhadap yang memiliki lahan dan tanah yang akan direncanakan sebagai opsi tersebut,” tutup Zainal. (jee)