Inventarisasi Opsi Lahan Stadion

Selasa 14-07-2020,12:05 WIB
Reporter : redaksi rb
Editor : redaksi rb

KEPAHIANG – Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Kepahiang terus berusaha mempersiapkan rencana pembangunan stadion sepak bola. Sejauh ini sudah ada beberapa opsi yang rencananya akan dibangun stadion sepak bola, yakni lapangan Kelurahan Padang Lekat, lapangan sepak bola Kabawetan, dan lahan Balai Benih Ikan (BBI) di Desa Pelangkian. Pembangunan lapangan sepak bola merupakan program lama yang sudah direncanakan Pemkab Kepahiang. Namun terhambat lantaran sulitnya proses pembebasan lahan yang umumnya milik masyarakat. Kepala Disparpora Kabupaten Kepahiang Tedy Adeba, ST tetap optimis diantara 3 opsi tersebut salah satunya akan dibangun stadion sepak bola. “Saat ini kita masih mengkaji lokasinya. Ada tiga opsi lokasi strategis dengan luas lahan yang standar. Namun sebelum itu, kita masih akan inventarisir dahulu masing-masing opsi lokasi tersebut,” jelas Tedy. Diungkapkan Tedy, pihaknya sudah berkoordinasi dengan beberapa pihak terkait opsi lapangan sepak bola tersebut. Dari hasil koordinasi, lapangan sepak bola Kelurahan Padang Lekat dan lahan BBI dinilai banyak pihak sangat strategis untuk dibangun stadion sepak bola. “Alasannya dekat dengan pusat kota dan aksesnya cukup mudah. Selain itu juga tak jauh dari kantor Bupati Kepahiang. Tinggal saja soal luas lahannya yang sepertinya belum memenuhi standar. Kalau tidak salah standar luas untuk stadion yang mau dibangun sekitar 5 hektare,” ungkapnya. Sebelumnya, Disparpora berkeinginan membangun stadion sepak bola di sebuah lapangan bola yang ada di Kecamatan Kabawetan. Hanya saja lokasi itu dinilai tidak strategis. “Kita masih akan meminta pendapat berbagai pihak, termasuk pak Bupati dan anggota dewan. Karena dalam pembangunan tersebut, kita butuh dukungan eksekutif dan legislatif,” ungkap Tedy.  Sebelumnya Bupati Kepahiang Dr. Ir. Hidayattullah Sjahid, MM, IPU mengaku sulit mengusulkan rencana pembangunan stadion sepak bola di Kabupaten Kepahiang. Pasalnya sesuai persyaratan yang harus dipenuhi oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), untuk lahan pembangunan stadion sepakbola minimal memiliki luas 5 hektare. Hal ini tentunya bukanlah hal mudah untuk dilakukan Pemkab Kepahiang, mengingat luas lahan sedemikian tersebut sulit ditemukan. Kalau pun ada, anggaran untuk pembelian lahan tersebut cukup mahal dan dirasa akan sangat membebani keuangan daerah. “Sulit memang mengusulkan rencana pembangunan stadion tersebut. Dulu kita memang sudah dapat lahan di wilayah Musi II, namun harga untuk pembebasan lahan yang diminta oleh masyarakat cukup tinggi, yakni mencapai Rp 4,2 miliar. Sementara anggaran yang dimiliki hanya Rp 2,5 miliar dari Kementerian,” beber Bupati.(sly)

Tags :
Kategori :

Terkait