Upacara HUT RI Tetap Digelar, Diperingati Terbatas

BENGKULU – Upacara peringatan HUT Republik Indonesia (RI) di masa pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) tetap akan digelar. Pemprov akan melaksanakan dengan mempedomani protokoler kesehatan dan peserta upacara terbatas. Begitupun dengan pengibar bendera merah putih dikibarkan oleh tiga orang saja.

“Kita tetap melaksanakan peringatan HUT RI sesuai dengan protokoler kesehatan. Tetap menjaga jarang dengan peserta undangan terbatas, dan pasukan pengibar bendera pun jumlahnya terbatas,” kata Sekdaprov Hamka Sabri saat memimpin rapat persiapan penyelenggaraan HUT ke 75 Kemerdekaan RI di Ruang Rapat Rafflesia Kantor Gubernur Bengkulu, Senin (13/7).

Penerapan protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19 pada upacara peringatan HUT RI tahun ini, sambung Hamka, juga sesuai dengan arahan pemerintah pusat. Meskipun di masa pandemi semangat kemerdekaan RI harus tetap dirasakan dan dimeriahkan oleh pemerintah maupun masyarakat. Namun tetap diingatan untuk mentaati protokol kesehatan harus diterapkan baik pada saat upacara peringatan maupun kegiatan peringatan lainnya.

 “Ini tetap kita peringati semeriah mungkin tapi kita tetap mengikuti protokol kesehatan. Ada beberapa kegiatan yang dibatasi namun ruhnya tetap kita seperti bagaimana layaknya upacara di tahun-tahun biasa,” tegas Hamka.

Beda dengan tahun sebelumnya, terang Hamka. upacara peringatan akan dipusatkan di lapangan Kantor Gubernur Bengkulu. untuk petugas pengibar bendera hanya akan ada 3 orang dan peserta upacara juga dibatasi dan diberi jarak sesuai dengan ketentuan, minimal 1,5 meter dan wajib mengenakan masker.

“Kita menurunkan paskibraka itu hanya 3 orang yang lulus cadangan di tahun 2019 lalu. Jadi cukup dengan 3 orang saja dan tamu undangan dan peserta upacara juga dibatasi,” tegasnya.

Sedangkan untuk kegiatan perlombaan lainnya, menurut Hamka masih akan dipersiapkan lebih lanjut dan tentunya sesuai dengan protokol kesehatan. “Silakan teman-teman OPD dan masyarakat berinovasi memeriahkan HUT ini semeriah mungkin, tapi sekali lagi tetap mengacu ke protokol kesehatan,” imbuh Hamka. (key)