BENGKULU – Serapan APBN di Provinsi Bengkulu sampai dengan 30 Juni lalu mencapai 40 persen atau Rp 2,566 triliun dari pagu Rp 6,422 triliun. Realisasi belanja ini lebih tinggi dari realisasi pendapatan, yaitu hanya sebesar Rp 850, 942 miliar dari pagu Rp 428,662 miliar. Sehingga belanja mengalami defisit Rp 1,715 triliun
“Iya, secara nasional pun defisit. Pendapatan berkurang, belanja meningkat akhirnya apa pembiayaan makanya kemarin kita menerbitkan surat berharga negara yang dibeli masyarakat untuk menutup defisit,” kata Kepala Perwakian Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Bengkulu Ismed Saputra usai pemaparan kinerja APBN Semester 1 Tahun Anggaran 2020. Ismed menerangkan untuk realisasi APBN di Provinsi Bengkulu hingga 30 Juni terdapat peningkatan pendapatan negara dibandingkan periode yang sama pada tahun yang lalu. Begitupun penerimaan Perpajakan meningkat dibanding tahun 2019. Namun untuk Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) menurun. Sedangkan belanja negara mengalami peningkatan baik dari sisi rupiah maupun dari sisi persentase. Hal ini disebabkan realisasi transfer ke daerah yang meningkat di tahun 2020 dengan adanya dana BOS yang disalurkan melalui KPPN. Sedangkan untuk belanja K/L mengalami penurunan dari sisi realisasi rupiah yang disebabkan dampak dari adanya pandemi Covid-19 yang mempengaruhi pelaksanaan kegiatan. “Secara umum kinerja APBN pada semester pertama dari sisi perpajakan untuk Provinsi Bengkulu masih cukup baik dbandingkan tahun sebelumnya. Dan Dibandingkan juga di wilayah Sumatera dari sisi penerimaan,” beber Ismed. Ismed menambahkan untuk pertumbuhan ekonomi secara nasional di Provinsi Bengkulu masih diatas rata-rata nsional. Dirinya berharap baik kinerja APBN, maupun pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bengkulu bisa lebih tumbuh dan berkembang. Jika semua bersinergi baik pemerintah pusar maupun pemerintah daerah membelanjakan APBN dan APBD dengan baik dan didorong insentif perpajakan, subsidi bunga dan lainnya, diharapkan bisa lebih baik lagi. “Dengan catatan kondisi pandemi tidak memburuk. Ketika semua kita optimalkan mudah-mudahan pada semester kedua ini nantinya mudah-mudahan lebih baik lagi,” demikian Ismed. (key)Defisit Belanja Rp 1,715 Triliun
Kamis 16-07-2020,13:24 WIB
Editor : redaksi rb
Kategori :