BENGKULU – Serapan APBD Provinsi Bengkulu semester satu masih dibawah 50 persen, yaitu 37,65 persen dari total pagu APBD Rp 2,772 triliun atau baru terserap Rp 1,044 triliun. Masih didominasi dengan Belanja Tak Langsung (BTL) Rp 738,5 miliar atau 38,63 persen dari pagu Rp 1,911 triliun.
Sedangkan Belanja Langsung (BL) terserap Rp 305, 5 miliar atau 35,48 persen dari pagu anggaran Rp 861,2 miliar. “Iya serapan seluruh provinsi memang secara nasional masih rendah termasuk serapan kementerian/lembaga. Maka dalam rapat kabinet terbatas, bapak presiden sempat marah kepada beberapa kementerian lembaga,” ujar Gubernur Bengkulu Dr. Rohidin Mersyah. Dengan serapan 37,65 persen, menurut Rohidin pada posisi Provinsi Bengkulu serapan ini masih balance, seimbang sejalan dengan penerimaan yang ada baik dari PAD maupun dana transfer pusat. Perlu kehati-hatian untuk memproses belanja karena imbas dari dampak Covid-19 pendapatan berkurang. Baik penerimaan dana transfer maupun Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sehingga pemprov tidak boleh terlalu cepat merealisasikan serapan anggaran. “Kita juga tidak berani dalam arti sangat hati-hati untuk memproses kegiatan belanja agar serapan itu lebih cepat. Karena dampak covid ini tidak hanya PAD berkurang, DAU juga sehingga kita tidak boleh terlalu cepat menerapkan serapan,” bebernya. Untuk selanjutnya, sambung Rohidin, setelah ada kepastian jumlah penerimaan baik bersumber dari dana transfer maupun pendapatn lainnya maka proses penyerapan anggaran pun baru bisa dipercepat. Bahkan targetnya, bisa sampai 100 persen. Hanya saja, nanti akan dilihat kembali kondisi akibat dampak dari wabah covid-19 saat ini. “Posisi antara pendapatan dengan belanja masih sangat seimbang, masih aman untuk Provinsi Bengkulu saat ini. Dan angka 30 persen sekian itu masih diatas rata-rata provinsi yang ada di Indonesia,” pungkas Rohidin. (key)Serapan APBD Seimbang
Sabtu 18-07-2020,13:49 WIB
Editor : redaksi rb
Kategori :