Waspadai Klaster Sekolah

Rabu 22-07-2020,13:59 WIB
Reporter : redaksi rb
Editor : redaksi rb

BENGKULU – Terpaparnya salah satu guru SD negeri di Kota Bengkulu oleh virus Corona, membuat Pemkot Bengkulu Khawatir akan munculnya kluster baru penyebaran virus mematikan tersebut. Wakil Walikota Bengkulu, Dedy Wahyudi mengatakan mengantisipasi kemungkinan adanya kluster sekolah, Dinas Kesesehatan Kota Bengkulu melakukan tracing kasus secara menyeluruh pada salah satu SD negeri tersebut.

"Pesannya adalah kenapa Pemerintah Kota Bengkulu sampai hari ini tetap menerapkan belajar di rumah. Inilah mengantisipasi, bagaimana kalau seandainya kita tetap paksakan belajar tatap muka," kata Dedy, Selasa (21/7).

Dikatakannya, ada guru yang terpapar, maka memiliki potensi untuk menularkan. Misalnya guru saat membagikan tugas, atau memberi pelajaran. Pada saat itulah, dikhawatirkan dapat menular antar guru ke para siswanya.

"Tentu akan ada kontak, nah inilah kenapa kita jangan sampai ada kluster sekolah," tambahnya.

Kendati demikian, ia meminta kepada wali murid agar tidak terlalu panik. Namun tetap waspada, akan penularan Covid-19 itu. Dengan disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan pada aktivitas anak dan keluarganya.

"Mohon pengertiannya kepada seluruh orangtua murid, kita menunda sekolah untuk tetap buka," tukasnya.

Kemudian, ia memohon kepada pihak sekolah yang saat ini mungkin masih memaksakan diri, untuk melakukan pembelajaran di sekolah, supaya ditinjau ulang. Menurutnya, adanya kasus pasien Covid-19 dari golongan guru SD ini harus disikapi.

"Ini bukti, siapa yang menjamin sekolah yang tatap muka tersebut tidak ada guru, TU, yang tidak terpapar. Nah kalau nanti terpapar, maka akan menular ke anak-anak," imbuh Dedy.

Pihaknya tidak mau sampai terjadi penularan virus Corona ini di lingkungan sekolah. Sehingga dia meminta pengertian pihak sekolah yang masih menerapkan pembelajaran tatap muka. Jangan sampai nanti timbul kluster baru.

"Kalau klaster sekolah terjadi, maka anak-anak lah yang menjadi korban, lebih baik kita dalam hal pendidikan itu sedikit menurun. Ketimbang kita, mengobarkan jiwa anak kita," jelas Dedy.

Saat dikonfirmasi tentang sanksi bagi sekolah yang melanggar  SE dari pusat tersebut. Ia mengaku bahwa pihaknya sedang menggodok sanksi apa, yang akan dijatuhkan kepada sekolah tersebut.

“Tetapi kalau bisa persuasif, kenapa tidak. Ini musibah, orang ibadah di Masjidil Haram saja ditunda. Apalagi ini kita sekolah, ini demi keselamatan," ucap Dedy.

Disisi lain, Kepala Dinas Pendidikan Kota Bengkulu, Rosmayetti mengatakan setelah dinyatakan seorang guru positif Covid-19. Maka saat ini seluruh kegiatan sekolah dinonaktifkan, untuk sekolah tersebut.

"Jadi untuk guru yang positif, itu sudah melakukan isolasi. Dan sekolah juga untuk sementara tidak diadakan aktivitas apapun," kata Ros.

Ia menjelaskan untuk para guru di sekolah tersebut, hanya memantau dari rumah untuk proses pembelajaran anak. Untuk diketahui, guru yang dinyatakan positif Covid-19 ini, tercatat sebagai kasus 177. Dengan rincian seorang perempuan berumur 57 tahun. Alamat Kota Bengkulu dengan keluhan demam, batuk, nyeri tenggorokan, lemas dan sesak napas, saat ini dirawat di RSUD M. Yunus Bengkulu. (war)

Tags :
Kategori :

Terkait