Bengkulu Tak Kebagian, Bupati Mian Lapor Menteri PUPR, Karet Warga Dibeli Kementerian

Kamis 23-07-2020,22:39 WIB
Reporter : redaksi rb
Editor : redaksi rb

ARGA MAKMUR – Kementerian PUPR melakukan pembelian karet rakyat di Provinsi Lampung, Sumsel dan Jambi untuk pembuatan aspal hotmix dan Provinsi Bengkulu tak masuk dalam peta pembelian. Tadi malam, Bupati Bengkulu Utara, Ir. H. Mian melakukan Video Conferece dengan Menteri PUPR Basoeki Hadimoeljono. Bupati Mian meminta melaporkan kondisi petani karet di Bengkulu Utara yang saat ini dalam kondisi sulit karena turunnya harga. Sedangkan panen karet rakyat di Bengkulu Utara mencapai 5.000 per bulan dan kini harga jual karet petani hanya Rp 3.000 - Rp 4.000 per kilogramnya. Dalam video conference ini Bupati Mian meminta Menteri PUPR memasukkan Kabupaten Bengkulu Utara dalam daftar pembelian karet rakyat untuk aspal hotmix. Mian memanfaatkan kedekatan Pemkab Bengkulu Utara dengan Menteri PUPR yang sudah mengucurkan banyak program bagi Bengkulu Utara. “Kami berharap Pak Basoeki (Menteri PUPR, red) bisa memasukkan Kabupaten Bengkulu Utara dalam daftar pembelian. Mengingat kondisi petani saat ini sangat sulit dengan anjloknya harga,” kata Mian, Kamis (23/7). Hal itu langsung ditanggapi Menteri Basoeki. Ia mengaku jika Provinsi Bengkulu belum masuk peta pembelian karet Kementerian PUPR. Namun dengan adanya masukan dari Bupati Mian, ia berjanji akan menurunkan tim untuk turun melihat potensi tersebut. “Saya akan turunkan tim ke Provinsi Bengkulu, khususnya ke Bengkulu Utara. Pembelian kita langsung ke petani sesuai nama dan alamat. Nantinya saya minta dengan Pak Mian untuk membantu pendataan,” ujar Menteri Basoeki. Ia menuturkan jika Kementerian PUPR membeli karet petani Rp 7.000- Rp 8.000 per kilogramnya. Karet tersebut digunakan untuk bahan baku aspal hotmix yang kini menjadi program unggulan pembangunan infrastruktur Kementerian PUPR. Usai Video Conference, Bupati Mian mengaku sedikit lega dengan peluang yang diberikan Menteri PUPR. Ia berjanji akan menindaklanjuti dengan berkoordinasi ke Kementerian PUPR mengingat kondisi masyarakat petani karet di Bengkulu Utara belakangan ini. “Kita sangat paham kondisi petani karet saat ini, harga anjlok yang menyebabkan ekonomi sebagian masyarakat terganggu,” katanya. Tercatat sebanyak 21.118 warga Bengkulu Utara bekerja di sektor perkebunan karet. Kondisi anjloknya harga sangat berdampak pada ekonomi masyarakat. “Makanya malam ini (23/7), begitu ada kesempatan video conference dengan pak Menteri PUPR, kita segera laporkan dan alhamdulillah mendapatkan tanggapan,” terangnya. (qia)

Tags :
Kategori :

Terkait