297 Rumah Terdampak Banjir

Selasa 28-07-2020,13:40 WIB
Reporter : redaksi rb
Editor : redaksi rb

MUKOMUKO – Hasil pendataan terbaru, total rumah warga yang terdampak banjir Minggu (26/7) mencapai 297 unit. Tersebar, di Desa Air Buluh sebanyak 250 unit, Desa Sumendam 15 unit dan di Desa Pulau Makmur sebanyak 32 unit. Seluruhnya berada di wilayah Kecamatan Ipuh. Sedangkan kerugian materil ditaksir mencapai Rp 500 juta. “Jika ditotalkan, kerugian menyeluruh diperkirakan sekitar Rp 400 juta hingga Rp 500 juta. Mulai dari kerusakan barang-barang elektronik warga sampai dengan tanaman dan hewan ternak yang hanyut dan mati,” kata Camat Ipuh, Sepradanur, S.Sos. Mendapati kondisi demikian, Bupati Mukomuko H. Choirul Huda, SH menyalurkan bantuan 1,2 ton beras, makanan siap saji seperti mie, sarden, minyak goreng, puluhan paket peralatan sekolah, sampai puluhan paket selimut. “Ini sebagai bantuan darurat pascabencana banjir. Sebab kebutuhan pangan tidak bisa ditunda–tunda, dan apa yang ada kita salurkan dulu,” kata Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Mukomuko, Saroni, SH. Sebagai tambahan bantuan, juga akan datang bantuan pangan dari Dinsos Provinsi Bengkulu. Bantuan tersebut, kata Saroni, kemungkinan besar baru tiba malam hari (tadi malam) di Desa Air Buluh. “Ada bantuan juga dari provinsi. Jenisnya bermacam–macam. Ada kebutuhan pangan, selimut, pakaian balita, dan beberapa jenis bantuan lainnya. Malam ini (kemarin) kemungkinan sudah sampai di Mukomuko,” kata Saroni. Kapolres Mukomuko AKBP Andy Arisandi, SH, S.IK, MH juga menyerahkan sejumlah bantuan ke lokasi kejadian. Diantaranya beras 20 kilogram, 20 karpet telur, dua dus minyak goreng dan empat dus air minum kemasan. Tidak hanya itu, Gubernur Bengkulu juga menyalurkan bantuan tiga ton beras dan sejumlah alat-alat kebersihan. Diantaranya berupa skop 240 buah, serokan air 228 buah, sikat bertangkai 216 buah, sapu nilon bertangkai 94 buah, pel bertangkap 210 buah, keset 238 buah, cairan pembersih 100 buah, deterjen 40 buah, ember plastik dan gayung masing-masing 220 buah. “Alat-alat kebersihan ini untuk  membantu masyarakat, sebagai peralatan untuk membersihkan rumahnya yang terendam dan disapu banjir dan lumpur. Sekarang ini dalam perjalanan ke Air Buluh,” kata Kepala Dinsos Provinsi Bengkulu, Dr. H. Iskandar ZO, SH, M.Si. Bukan Bencana Daerah Dibagian lain, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mukomuko, Syahrizal, SH menyebut bencana yang dialami warga Desa Air Buluh dan desa lainnya, belum masuk kategori bencana daerah. Diterangnya, dasar Pemkab tidak menetapkan sebagai bencana daerah lantaran banjir yang datang seketika itu hanya sekali lewat. “Itukan air bah datang seketika saja. Setelah itu air langsung  surut. Lain halnya kalau banjir itu merendam permukiman masyarakat hingga beberapa hari. Maka ada peluang Pemkab bisa menentapkan sebagai bencana alam daerah. Sebab dampak dari bencana itu, perekonomian masyarakat lumpuh total,” terang Syahrizal. Syahrizal menyebut data yang didapat BPBD, bencana alam banjir yang terjadi di desa itu setidaknya telah merendam 236 dari total 259 unit rumah warga setempat. Lalu merendam sekitar 13 hektare tanaman palawija yang tanaman itu kini berpeluang gagal panen. Tidak hanya itu, kata Syahrizal, pascabanjir masyarakat di Desa Air Buluh kesulitan untuk mendapatkan air bersih. “Sebab seluruh sumur milik warga penuh dengan lumpur. Tapi beruntung, ada banyak pihak  yang mensuplai air bersih untuk kebutuhan konsumsi minum dan masak bagi masyarakat setempat. Untuk kerugian, masih didata. Karena sampai sore ini (kemarin), kita belum dapat data rumah milik warga yang rusak berat, sedang dan ringan,” demikian Syahrizal.(hue)

Tags :
Kategori :

Terkait