BENGKULU - Puluhan warga Kecamatan Ratu Samban Kota Bengkulu, Kamis (30/7) siang mendatangi RSHD Kota Bengkulu. Kedatangan warga ke RSHD Kota setelah jenazah seorang laki-laki (65) dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19.
Salah satu keluarga korban, Rahmad menuturkan, kedatangan warga dan pihak keluarga ke RSHD Kota meminta agar pemulasaran jenazah yang diketahui sebagai imam masjid tersebut diberlakukan sesuai syariat Islam."Kami dari pihak keluarga menginginkan untuk pemulasaran jenazah dilakukan secara syar'i sesuai syariat Islam, tolong dari pihak yang berkompeten di bidang itu untuk dipelajari lebih lanjut. Kami tidak memberontak, kami terima ini sebagai takdir yang harus dijalani oleh jenazah dan keluarga, tetapi mengharapkan bukankah negara menjamin warga negaranya menjalankan agamanya? Nah kami juga ingin menjalankan ini sampai akhir," ungkapnya.Menanggapi permintaan tersebut, Dirut RSHD Kota Bengkulu, dr. Lista Cherylviera mengatakan, salah satu alasan kedatangan warga dan pihak keluarga menanyakan apakah jenazah tersebut diperbolehkan untuk dilakukan salat di masjid, namun dirinya menjelaskan sesuai aturan bahwa jenazah terkonfirmasi positif Covid-19 diwajibkan dilakukan penanganan sesuai protokol Covid-19. "Tadi mereka bertanya apakah boleh disalatkan di masjid, kita jelaskan tidak boleh karena sesuai aturan jika ada jenazah Covid-19 dari rumah sakit wajib langsung dibawa ke tempat pemakaman, tidak boleh ada transit terlebih dahulu sesuai protokol. Untuk pemakaman nanti boleh yang ikut keluarga, pada saat disalatkan juga silakan di lapisnya nanti untuk ikut salat menggunakan masker. Kalau untuk fardu kifayahnya bisa nanti kita berikan APD kepada keluarga inti yang mau ikut," ungkap Lista. Hingga saat ini, warga dan pihak keluarga masih menunggu proses pemulasaran jenazah, selanjutnya akan dilakukan salat di halaman RSHD Kota Bengkulu sebelum nantinya akan dimakamkan di pemakaman di kawasan Kecamatan Ratu Samban Kota Bengkulu. (tok)