Distan Gelontorkan Rp 1,72 Miliar

Senin 24-08-2020,15:14 WIB
Reporter : redaksi rb
Editor : redaksi rb

KEPAHIANG – Untuk menyukseskan program peningkatan produksi ikan air tawar di Kabupaten Kepahiang, Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Kepahiang telah menyiapkan beberapa program. Dana sebesar Rp 1,72 miliar digelontorkan DPKP dalam program peningkatan produksi perikanan tahun ini. Kepala DKPP Kepahiang, Rukismanto, S.Pi mengatakan Kabupaten Kepahiang memiliki potensi pengelolaan ikan air tawar, namun selama ini untuk suplai ikan air tawar umumnya berasal dari luar daerah. Salah satu daerah yang selalu menyuplai ikan ke Kabupaten Kepahiang yakni Kota Lubuklinggau Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel). “Kabupaten Kepahiang memiliki banyak potensi perikanan air tawar dan mampu menyuplai kebutuhan konsumsi ikan untuk masyarakat. Hanya saja Kabupaten Kepahiang belum memiliki kelompok usaha atau pengusaha yang siap menampung semua potensi ikan yang dihasilkan daerah,” jelasnya. Adapun program DPKP yang saat ini sudah mulai berjalan dan baru akan berjalan, namun sudah selesai dalam tahapan proses lelang yakni Pengadaan Calon Induk Ikan Unggul senilai Rp 417,9 juta, BelanjaPengadaan Calon Induk Ikan Unggul Rp 345,4 juta, Rehabilitasi Saluran Air Pasok dan Buang Rp 193,2 juta, Rehabilitasi Kolam atau Bak Induk/Calon Induk Rp 180 juta, dan Rehabilitasi Kolam Bak Larva Rp 56,4 juta. Kemudian Rehabilitasi Kolam Bak Pemijahan Rp 187,2 juta,  Pengadaan Calon Induk Ikan Tawes Rp 50 juta,  Pengadaan Pakan Benih Ikan Mas Rp 88,3 juta, Pengadaan Benih Ikan Mas Rp 143 juta, serta Pengadaan Pakan Ikan Rp 63 juta. “Program ini merupakan program penunjang dari beberapa program yang sudah kita lakukan tahun sebelumnya. Melalui program ini kita berharap kebutuhan akan ikan air tawar di Kabupaten Kepahiang bisa terpenuhi secara maksimal. Bahkan bukan tidak mungkin, ke depannya Kabupaten Kepahiang bisa menjadi salah satu daerah penyuplai ikan di Provinsi Bengkulu,” bebernya. Ia mencontohkan banyak kelompok Keramba Jaring Apung (KJA) yang saat ini dipusatkan di Kecamatan Ujan Mas, justru dimiliki oleh pengusaha ikan air tawar dari Kota Lubuklinggau. Para pengusaha tersebut mampu menyedikan benih dan pakan ikan dengan menumpang KJA di wilayah Kabupaten Kepahiang. “KJA di Ujan Mas sekali panen bisa mencapai 3 ton. Namun karena sahamnya milik pengusaha Kota Lubuklinggau, sehingga setiap panen ikan-ikan tersebut dibawa ke Kota Lubuklinggau, kemudian baru disuplai ke beberapa daerah seperti Kota Palembang, Rejang Lebong, Bengkulu Utara, Kota Bengkulu, termasuk Kabupaten Kepahiang,” jelas Rukismanto. Diakui Rukismanto, pihaknya sudah berupaya melakukan penyeragaman produksi ikan air tawar di Kabupaten Kepahiang, namun sesuai dengan geografis alam yang dimiliki Kabupaten Kepahiang, tidak semua kecamatan bisa diterapkan program KJA. “Ada 8 kecamatan di Kabupaten ini, namun semuanya tidak memiliki potensi perikanan yang sama. Ada yang memiliki potensi KJA, ada yang punya potensi kolam air deras, kolam air tenang, dan mina padi,” terangnya. Di sisi lain, untuk lokasi penjualan ikan air tawar di Kabupaten Kepahiang, seperti Pasar Ikan Higienis (PIH) di Desa Taba Tebelet, Kecamatan Kepahiang, dinilai tidan strategis bagi para pedagang ikan air tawar. Pemkab Kepahiang bahkan pernah menawarkan untuk pembangunan PIH di lahan milik kabupaten di Desa Permu, Kecamatan Kepahiang, namun aturan tidak memperbolehkannya.(sly)

Tags :
Kategori :

Terkait