BENGKULU - Partai Golkar hampir dipastikan mengusung Rohidin Mersyah-Rosjonsyah pada Pilgub 2020. Hanya saja Partai berlambang pohon beringin tersebut masih menunggu rekomendasi PDI Perjuangan.
“Tinggal menunggu keputusan PDIP. Golkar makin optimis koalisi dengan PDI Perjuangan,” Sekretaris DPD Golkar Provinsi Bengkulu Samsu Amanah, S.Sos, Minggu (23/8). Golkar mempunyai 7 kursi di DPRD provinsi Bengkulu. Termasuk juga PDI Perjuangan juga 7 kursi. Belum ditambah 3 kursi dari PKS. Lebih dari cukup mendaftarkan pasangan calon ke KPU Provinsi Bengkulu. Syarat minimal mengusung pasangan calon yakni parpol atau koalisi parpol dengan dengan 9 kursi. “Kami optimis. Golkar semakin percaya diri,” tukas Wakil Ketua I DPRD Provinsi Bengkulu tersebut. Sejauh ini, Golkar sudah setuju Rohidin berpasangan dengan Bupati Lebong, Rosjonsyah. Komunikasi Rohidin dan Rosjonsyah semakin intens dilakukan. Terakhir Sabtu malam (22/8) di Grage Bengkulu Hotel. Golkar juga optimis PDI Perjuangan akan memberikan rekomedasi untuk kadernya itu (Rosjonsyah,red). “Golkar sangat welcome (dengan Rosjonsyah sebagai cawagub mendampingi Rohidin,red,” kata Samsu Amanah, kemarin. Di tempat terpisah Humas Tim Agusrin M Najamudin, Suryawan Halusi mengatakan sejak awal tidak pernah mengklaim mendapatkan rekomendasi parpol. Hanya saja waktu telah menjawab, bahwa parpol memberikan kepercayaan untuk Agusrin-Imron maju dalam Pilgub 2020 ini. Diantaranya rekomendasi Partai Gerindra dan PKB. Pihaknya juga sangat optimis bahwa dalam waktu yang tidak lama lagi Golkar dan PDI Perjuangan merekomendasikan untuk Agusrin-Imron. “Jujur, kami tinggal menunggu waktu pengumuman dari Ibu Megawati (Ketum PDI Perjuangan) dan Airlangga Hartato (Ketum Golkar),” kata Suryawan. Agusrin mempunyai kedekatan dengan PDI Perjungan. Secara historis, pada Pilgub 2016 lalu PDI Perjuangan juga mengusung Sultan B Najamudin – Adik Agusrin—sebagai cagub. Sementara Imron Rosyadi merupakan kader senior di Golkar. “Komunikasi terus dilakukan. Kita tunggu saja pengumumannya,” ungkap Suryawan. Sementara itu, berbagai strategi disiapkan PDI Perjuangan untuk menghadapi Pilkada 2020. Salah satunya, menyiapkan tim siber untuk menghadapi kampanye virtual. Hal itu dilakukan untuk menyesuaikan kondisi pandemi Covid-19. Wasekjen PDIP Arif Wibowo mengatakan, pilkada ibarat perang, dibutuhkan tim khusus yang bergerak di udara. Untuk perang di udara dibutuhkan tim tersendiri yang mengetahui medan tempur. "Tim siber adalah pasukan yang bergerak di udara," terang dia. Sedangkan pasukan darat adalah struktur partai, kader, dan seluruh jejaring partai. Yang dikedepankan adalah gotong royong seluruh kader partai. Menurutnya, tim siber adalah suatu keniscayaan, karena berkembangan teknologi yang begitu pesat. Selain itu, pilkada kali ini berlangsung di tengah pandemi Covid-19 yang sangat membutuhkan teknologi. Wakil Ketua Komisi II itu mengatakan, sebenarnya pada Pilkada Serentak 2015, partainya sudah membentuk tim siber. Menurutnya, tim tersebut akan semakin diperkuat untuk menghadapi kontestasi di 270 daerah yang mengikuti pilkada. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, tim siber membuktikan partainya siap mengikuti Pilkada 2020. PDIP juga kembali menjadi yang terdepan dalam menggelar sekolah partai dengan metode daring. "Apa yang dilakukan PDI Perjuangan dengan sekolah partai, adalah pertama di Indonesia dan saya yakin pertama di dunia," katanya. Hasto menegaska bahwa Tim Siber PDIP hanya bekerja untuk membangun hal-hal bersifat positif yang memperkuat kelembagaan partai serta kualitas kader. Tidak menyebar pesan negatif yang menyudutkan pihak lain dalam berpolitik. Sementara itu, Ketua Bidang Pemenangan Pemilu PDIP Bambang Wuryanto meminta calon kepala daerah dan wakil kepala daerah untuk membuat struktur tim pemenangan yang solid dan menggandeng lembaga survei. Tim itu nantinya akan membantu paslon dalam memetakan serta menemukan solusinya. Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan di DPR RI ini juga meminta paslon harus mengawal suara dari bilik pencoblosan hingga penghitungan di tingkat provinsi. Dalam posisi ini, saksi juga harus mendapat pendidikan yang serius. Menurut Bambang, saat ini Indonesia tengah mengalami pandemi Covid-19, sehingga kegiatan di ruang terbuka dan kampanye langsung harus dibatasi. Karena itu, paslon harus memperbanyak relawan untuk menyuarakan proposal program bagi calon penantang atau keberhasilah pemerintahan bagi petahana. "Kita tingkatkan dua kali lipat. Kita akan lakukan efek penggetar," tambah Bambang. Salin itu, kata Ketua DPD PDIP Jawa Tengah itu, paslon harus menyiapkan logistik untuk memperbanyak alat peraga kampanye (APK) dan juga non-APK. Tagline paslon pun harus dipikirkan dengan matang. Menurut dia, hal ini menjadi faktor penentu paslon untuk menang. Syarat untuk memenangkan pemilu lainnya, lanjut Bambang, paslon harus mengenal karakteristik pemilihnya sebanyak 90 persen. Selain itu, lanjut dia , berdasarkan teori dan praktik yang sudah dilakukan oleh PDIP, modal utama keterpilihan paslon setidaknya memiliki aspek keterkenalan 86 persen. "Jadi kalau enggak dikenal 86 persen masyarakat, jangan harap jadi bupati, jangan harap jadi gubernur," pungkasnya. (war/jpg)Setuju Rosjonsyah, Golkar Tunggu PDIP, Suryawan: Kami Tinggal Menunggu Waktu
Senin 24-08-2020,17:04 WIB
Editor : redaksi rb
Kategori :