ARMA JAYA – Warga Desa Tebing Kaning Kecamatan Arma Jaya Bengkulu Utara (BU) pukul 07.00 WIB kemarin melakukan aksi protes. Ini terkait dengan stigma di masyarakat yang seolah seluruh warga desa tersebut terjangkit Covid-19. Sehingga mereka merasa terkucil baik bermasyarakat dengan orang luar desa maupun dalam berusaha dan bekerja. Warga melakukan aksi demo di badan jalan desa yang menghubungkan Kecamatan Arma Jaya - Arga Makmur sehingga membuat akses jalan tertutup mulai pukul 07.00 – 08.30 WIB, kecuali untuk ambulans. Mereka mengaku sengaja menutup jalan sebagai bentuk protes sekaligus melakukan isolasi sehingga tidak ada warga yang melintasi desanya. Bukan hanya duduk di badan jalan, sekitar 100 orang arga tersebut juga membawa spanduk dan karton yang bertuliskan protes atas stigma negatif Covid-19 tersebut. Diantaranya bertuliskan meminta Pemkab membersihkan nama desa dari Covid-19. Termasuk meminta agar aparat mengusut tuntas penetapan satu warganya yang sudah meninggal positif Covid-19. Ini lantaran penetapan tersebut dinilai tidak profesional. Sebelum ada pemberitahuan tertulis saat dalam perawatan sebelum meninggal pasien tidak pernah diperlakukan sebagai pasien Covid-19. Kades Tebing Kaning Hamdani menuturkan stigma negatif Covid-19 berdampak sangat buruk bagi masyarakat. Masyarakat luar tidak mau membeli barang dagangan yang dijual oleh masyarakat asal desanya, sedangkan sebagian besar masyarakat bekerja sebagai pedagang. “Biasanya masyarakat kami yang berdagang mendapatkan pendapatan dari pedagang, namun saat ini tidak ada yang membeli. Ini karena masyarakat ketakutan seperti seluruh masyarakat kami Corona,” ujarnya. Bahkan masyarakatnya yang bekerja di toko-toko diberhentikan dan diminta untuk libur sementara karena hal tersebut. Sedangkan mereka dibayar sesuai hari kerjanya. Belum lagi pelajar asal desanya yang diliburkan karena covid-19 tersebut. “Jadi dampaknya sangat buruk bagi masyarakat desa kami. Sedangkan, kami menilai penetapan warga kami positif Covid-19 itu tidak profesional,” tegasnya. Ia meminta Pemkab BU membersihkan nama desa sehingga masyarakat desanya tidak lagi mendapatkan imbas buruk. Pemkab BU dinilainya harus memberikan pengertian pada masyarakat umum jika masyarakat Tebing Kaning tidak terjangkit Covid-19. “Kami meminta Pemkab BU membersihkan nama desa kami, karena masyarakat kami sudah cukup menderita,” tandasnya. Sekda: Jangan Kucilkan Warga Sekda BU yang juga Ketua Harian Satgas Covid-19 Dr. Haryadi, MM, M.Si yang turun langsung bertemu dengan warga, mengecam keras pihak-pihak yang mengucilkan masyarakat Desa Tebing Kaning. Kalaupun benar ada warga Tebing Kaning yang meninggal dan Positif Covid-19, hal tersebut bukan berarti seluruh masyarakat terjangkit. “Jadi saya sangat mengecam jika masyarakat lain yang mengucilkan saudara saya dari Desa Tebing Kaning. Jangan Kucilkan masyarakat, jangan dihakimi. Sampai saat ini belum ada lagi yang memastikan ada masyarakat Tebing Kaning Positif Covid-19,” tegas Sekda. Ia juga menegaskan jika semua orang bisa terjangkit Covid-19 dan bukan hanya di BU bahkan hampir di seluruh dunia. Covid-19 bukanlah aib sehingga saya minta tidak ada orang-orang yang mengucilkan orang lain dengan alasan Covid-19. “Kita semua bisa terjangkit Covid-19, makanya kami mengajak patuhi protokol kesehatan. Kalaupun ada yang terjangkit, itu bukan aib jangan kucilkan. Masyarakat saya di Desa Tebing Kaning sejauh ini saya pastikan sehat, namun jika ada yang merasa ada gangguan kesehatan silakan datang ke rumah sakit,” terangnya. Tempat Pemakanan Khusus Sementara itu Pjs Bupati Dr. Iskandar ZO, SH, M.Si menuturkan jika Pemkab BU akan menyiapkan tempat pemakaman khusus penderita Covid-19 di Kecamatan Air Besi. Ia menegaskan di Kecamatan Air Padang yang merupakan lahan milik Pemprov. “Hal ini sebagai antisipasi dan kita berharap tidak ada lagi kejadian meninggal dunia,” katanya. Terkait peristiwa di Desa Tebing Kaning, ia menuturkan adalah permasalahan komunikasi antara RSM Yunus dan Satgas Covid-19 BU. Satgas Covid-19 BU baru mendapatkan konfirmasi dari RS M Yunus setelah jenazah dimakamkan. “Tentunya komunikasi ini harus kita perbaiki dan kita berharap tidak terjadi lagi,” pungkas Iskandar. (qia)
Dirugikan Status Corona, 1,5 Jam Warga Tutup Jalan
Selasa 20-10-2020,10:59 WIB
Editor : redaksi rb
Kategori :