Defisit Mencapai Rp 212,4 M

KEPAHIANG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepahiang telah menyusin Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Tahun Anggaran 2021. Dari rancangan awal, defisit anggaran mencapai Rp 107,1 miliar. Sebagaimana disampaikan Plt Bupati Kepahiang Netti Herawati, S.Sos dalam rapat paripurna Penyampaian Nota Pengantar Raperda APBD Kabupaten Kepahiang TA 2021 kemarin, (2/11). Defisit sejumlah tersebut muncul berdasarkan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) yang diminta dari seluruh kepala OPD dalam pencapaian Pendapatan Asli Daerah (PAD). Untuk itu kepada seluruh kepala OPD Netti mengharapkan dapat mengerahkan segala daya upaya serta memanfaatkan sumberdaya yang dimilik agar program dan kegiatan bisa benar-benar dinikmati masyarakat. Adapun tujuan dari penyusunan RAPBD ini adalah untuk menyelaraskan kebijakan ekonomi makro dan sumber daya yang tersedia di Kabupaten Kepahiang. Memberikan gambaran kebijakan pemerintah daerah yang dapat dijadikan tolok ukur kinerja pemerintah daerah pada masa sekarang dan yang akan datang. “Memang kita sadari, tidak semua aspirasi masyarakat dapat kita realisasikan pada tahun ini. Mengigat keterbatasan sumber daya dan dana yang kita miliki. Namun percayalah, bahwa penyusunan RAPBD ini telah didasarkan atas skala prioritas dan kebijakan umum APBD yang telah disepakati bersama,” bebernya. Adapun RAPBD yang telah disusun tersebut dengan rincian Pendapatan Daerah Rp 631,1 miliar, Belanja Daerah Rp 801,2 miliar, sehingga defisit anggaran mencapai Rp 170,1 miliar. Selanjutnya untuk pembiayaan berupa Penerimaan Pembiayaan Daerah sebesar Rp 5 miliar dan Pengeluaran Pembiayaan Daerah sebesar Rp 47,2 miliar, sehingga Pembiayaan Netto sebesar Rp 42,2 miliar. “Defisit anggaran setelah pembiayaan netto bertambah, yaitu sebesar Rp 212,4 miliar. Oleh karena itu kami berharap dalam pembahasan selanjutnya, baik eksekutif maupun legislatif bisa menghasilkan solusi agar defisit tersebut bisa tertutupi,” demikian Netti.(sly)