Belum Setahun, Jalan Rp 7,9 M Rusak

Senin 09-11-2020,11:30 WIB
Reporter : redaksi rb
Editor : redaksi rb

TAP – Proyek pembangunan jalan link Desa Pasar Kerkap – Giri Mulya hingga Desa Tanjung agung Palik (TAP) Desember tahun lalu, kini sudah mulai rusak. Setidaknya ada 11 titik kerusakan jalan, baik itu aspal yang sudah mulai hancur, jalan yang sudah bergelombang maupun mulai bergelombang. Bahkan beberapa titik sudah ada penambalan bekas kerusakan. Proyek jalan ini diketahui menghabiskan anggaran Rp 7,9 miliar. Kabid Bina Marga Dinas PUPR Provinsi Bengkulu Septi Erwadi, ST menuturkan jika saat ini jalan tersebut masih dalam masa pemeliharaan. Dalam setahun, pihak ketiga atau kontraktor wajib melakukan renovasi minimal tiga kali. “Seiingat saya ini perbaikan jalan yang terakhir. Jadi memang masih dalam masa pemeliharaan yang artinya masih menjadi tanggungjawab kontraktor untuk melakukan rehab jika memang ada kerusakan,” katanya. Ia sendiri sudah berkomunikasi dengan kontraktor terkait dengan kondisi jalan tersebut. kontraktor sudah menyatakan kesediaannya untuk melakukan perbaikan, hanya saja saat ini terkendala dengan kebutuhan aspal yang memang sedikit dan menunggu pembuatan aspal pekerjaan lain. “Karena memang aspal yang dibutuhkan sedikit untuk perbaikan itu. Jadi kontraktor terpaksa menunggu pembuatan aspal dalam pekerjaan lainnya. Namun kita pastikan dalam tahun ini akan diperbaiki,” terangnya. Ia membantah  jika kerusakan yang terjadi tersebut karena gagal konstruksi atau pekerjaan yang tidak sesuai dengan kontrak kerja. Versinya, kerusakan karena aktifitas kendaraan angkutan over tonase. “Kami sudah melihat langsung di lokasi. Jalan tersebut dibuat untuk menahan bobot kendaraan total maksimal 12 ton. Sedangkan kendaraan yang melintas diatas 20 ton,” katanya. Ia yakin jika memang kendaraan truk angkutan terutama angkutan material berat ditertibkan maka ketahanan jalan akan berjalan sesuai dengan asumsi pekerjaaan. Namun jika aktifitas masih terjadi, ia juga mengaku tak menjamin kondisi jalan akan baik tahun depan. “Kalau truk angkutan berat masih berjalan, kita tidak bisa hindari kerusakan jalan. Satu-satunya caranya, menghentikan angkutan berat atau memang nantinya kualitas jalan yang akan dibangun kita tingkatkan,” pungkas Septi. (qia)

Tags :
Kategori :

Terkait