BENGKULU - Sejarah Le Peti bermula saat owner ke Paris dan melihat banyak toko pastry. Sejak itu owner terinspirasi untuk membuat usaha roti dan cake.
Keinginan owner ini didukung penuh oleh sang mama yang juga punya passion dalam membuat roti dan pastry. Akhirnya pada September 2015, Le Petit didirikan dengan metode penjualan murni online berdasarkan pesanan customer. Le Petit sendiri berasal bahasa Perancis yang berarti “Yang Kecil”. Ini sejalan dengan pemikiran sang owner yang memandang sesuatu yang kecil itu sebagai sesuatu yang cute, manis. Sang owner juga berharap bahwa usaha ini adalah awal yang kecil untuk sebuah usaha yang nantinya akan berkembang. Untuk mengembangkan ilmunya, owner Le Petit telah belajar ke beberapa negara lain, belajar dari puluhan chef mancanegara, serta mengikuti event pameran cake di beberapa negara. Dengan begitu owner bisa menambah wawasannya dalam dunia cake dan roti. “Saya masih terus belajar dari chef-chef mancanegara dan tidak pernah puas dengan produk yang saya buat. Belajar dari guru-guru mancanegara karena ilmu terus berkembang dan tidak pernah habis. Saya ingin mengembangkan diri agar hasil lebih baik lagi demi para konsumen yang sudah percaya pada produk Le Petit,“ terang Owner Le Petit, Lili Yodan Gunawan, SE. Selain rasa yang enak, owner juga memperhatikan kesehatan customer, sehingga semua roti, cake, pastry, dan dessert Le Petit dibuat tanpa bahan pengawet dan pelembut.Le Petit (Baca: Le Peti): The First Premium Artisan Bakery di Bengkulu Sejak 2015
Jumat 22-01-2021,11:14 WIB
Editor : redaksi rb
Kategori :