Kru Bus AKAP di Bengkulu Kesulitan Vaksin

Kamis 08-07-2021,13:07 WIB
Reporter : redaksi rb
Editor : redaksi rb

  BENGKULU – Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarkat (PPKM) Darurat Jawa-Bali mempengaruhi perusahan otobus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) di Kota Bengkulu. Hal ini disampaikan oleh Humas dan Penasehat Hukum PO Putra Raflesia, Irwan Cesar. Dikatakannya, hingga hari ini bus Putra Rafflesia masih melayani pemberangkatan penumpang tujuan ke Pulau Jawa.“Tadi kami masih memberangkatkan satu bus, yang mana seluruh penumpang dan sopir serta krunya sudah divaksin semua,” tegasnya. BACA JUGA:  PPKM Jawa-Bali, Bus Antar Pulau Stop Pelayanan Rute Jawa Ditambahkan Irwan, saat ini stok vaksin di Kota Bengkulu sudah habis. Sehingga masih ada beberapa sopir beserta kru bus yang belum melakukan vaksinasi. Pihaknya sempat mencari kemana-mana untuk mendapatkan vaksin tapi stok vaksin habis. “Kami cari kemana-mana, bahkan kami rela membeli vaksin itu,” paparnya. Ia mengatakan kerugian akibat dari PPKM Darurat yang diterapkan di Jawa-Bali sudah terlalu banyak dan nantinya pihaknya akan mencoba menaikkan tarif karena untuk menutupi kebutuhan operasional “Kami tidak menghitungnya lagi, pokoknya banyak sekali dan nantinya juga kami akan menaikan tarif dikarenakan untuk biaya operasinal bus, tapi untuk persentase kenaikannya belum bisa konfirmasi sekarang,” ungkapnya. Ia menambahkan di kondisi pendemi Covid 19 seperti ini calon penumpang sendiri enggan untuk berpergian dan ditambah lagi dengan PPKM darurat ini. “Semua sudah menjadi pemasalahan, ibaratnya kami diharuskan untuk berpikir sendiri dalam mengatasi pendemi ini, tapi kenyataannya pemerintah malah membuat peraturan-peraturan yang memberatkan kami,” terangnya. Sementara itu staf marketting PO SAN, Ferdi Pebryanto mengatakan untuk sementara pihaknya tidak melayani rute jurusan ke pulau Jawa dan Bali. “Peraturan baru mengatakan kalau untuk melewati pelabuhan syaratnya semua sopir dan kru bus beserta penumpang harus memiliki sertifikat vaksin minimal vaksin tahap pertama, dan antigen H-1 sebelum pemberangkatan,” ujarnya. Ia juga mengatakan ketersediaan vaksin di Kota Bengkulu menjadi penghambat PO SAN dalam melakukan vaksinasi kepada seluruh sopir dan kru yang bekerja di PO SAN. “Vaksinnya tidak ada, kami sudah keliling untuk mencari vaksin, para sopir dan kru PO SAN baru 20 persen divaksin selebihnya,” tambahnya. (cw1) Simak Video Berita

Tags :
Kategori :

Terkait