Pendidikan Orang Miskin di Bengkulu Rendah

Selasa 27-07-2021,10:05 WIB
Reporter : redaksi rb
Editor : redaksi rb

BENGKULU - Badan Pusat Statistik BPS merilis data yang membuktikan pendidikan orang miskin di Bengkulu tergolong rendah. Terbukti dari daftar komoditi yang memberi andil besar terhadap garis kemiskinan bukan makanan persentase pendidikan di kota hanya 2,93 persen. Sementara di pedesaan hanya 1,68 persen. Persentase yang rendah ini menunjukkan segi pendidikan atau sekolah bagi masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan sangat rendah. Warga di bawah garis kemiskinan di perkotaan hanya membelanjakan uangnya Rp 16.083 per jiwa bulan untuk pendidikan. Sedangkan di desa hanya Rp 9.222 per jiwa per bulan.

Kepala BPS Provinsi Bengkulu Win Rizal, ME mengatakan komoditi pemberi andil kemiskinan ada berupa makanan, dan berupa non makanan. Untuk 10 macam komoditi yang memberi andil besar terhadap garis kemiskinan  baik di kota maupun di desa beserta kontribusinya dalam prosentase untuk  periode Maret 2021 dari makanan adalah beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, daging ayam ras, cabe merah, tongkol/tuna/cakalang, gula pasir, mie instan, bawang merah, serta kopi bubuk dan kopi instan.

“Sedangkan 10 yang bukan makanan adalah perumahan, bensin, listrik, pendidikan, perlengkapan mandi, pajak kendaraan bermotor, pakaian jadi perempuan dewasa, pakaian anak-anak, perawatan kulit, muka, kuku, rambut dan pakaian jadi lelaki dewasa,” paparnya.

Win Riza menyebutkan, beras menjadi komoditi paling tinggi pemberi andil garis kemiskinan mencapai 21,10 persen untuk  masyarakat yang diam di perkotaan. “Sementara yang diam di pedesaan sebesar 24,85 persen,” jelasnya.

Dari persentase ini bisa ditafsirkan, dari besaran garis kemiskinan  pada Maret 2021 yang sebesar Rp 548.934,- per kapita per bulan, sekitar Rp 115.725,- habis dipergunakan untuk  membeli beras untuk setiap jiwa yang tinggal di kota, sedangkan untuk  jiwa yang tinggal di desa sebesar Rp 136.410 per jiwa per bulan. “Beras ini memberikan sumbangan yang paling besar,” jelasnya.

Pada tempat kedua dan selanjutnya disusul rokok kretek filter memberikan sumbangan terbesar ke dua terhadap GK (14,83 persen di perkotaan dan 11,42 persen di perdesaan). Komoditi terbesar ketiga yang menyumbang GK di perkotaan adalah telur ayam ras, yang memberikan sumbangan 4,01 persen terhadap GKM sedangkan di daerah pedesaan adalah cabe merah sebesar 4,17 persen. “Komoditi bukan makanan yang memberikan sumbangan terbesar baik pada garis kemiskinan  perkotaan dan perdesaan adalah perumahan, bensin, listrik dan pendidikan,” pungkasnya. (iks)

Tags :
Kategori :

Terkait