AH dan Rohidin: Tidak Hanya Fokus Sektor Kesehatan, Sektor Ekonomi Juga Perlu Perhatian

Minggu 01-08-2021,16:17 WIB
Reporter : redaksi rb
Editor : redaksi rb

BENGKULU - Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) terus dievaluasi. Hal ini dilakukan untuk memutuskan langkah selanjutnya setelah penerapan PPKM selama dua minggu di sejumlah daerah di luar Jawa-Bali.

Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah menyampaikan, guna menekan kasus COVID-19 sudah diupayakan mulai dari hulu (tingkat desa). Dengan begitu diharapkan kasus dapat menurun. Sehingga, nanti berdampak pada angka keterisian tempat tidur (BOR).

“Kita sudah memantau pelaksanaan PPKM tingkat desa berjalan efektif, termasuk posko COVID dan Satgas di tingkat desa juga terbentuk. Kemudian, penerapan protokol kesehatan juga telah dilaksanakan,” ujar Rohidin usai Video Conference bersama Menkoperekonomian via zoom, dari Balai Raya Semarak, Sabtu (31/7).

Lebih lanjut, pada masa PPKM ini tidak hanya difokuskan pada sektor kesehatan, namun juga pada sektor bantuan sosial (Bansos), baik dari program Pemerintah, Baznas dan CSR hingga UMKM dan Desa.

“Bansos juga kita upayakan segera tersalurkan kepada kelompok masyarakat, setelah datanya terinput. Artinya pemerintah secara paralel memikirkan mulai sektor ekonomi dan kesehatan sehingga berjalan saling beriringan,” jelas Gubernur.

Terakhir, terkait vaksinasi terus diupayakan, walaupun stok vaksin mulai menipis. Dan bulan depan pemerintah pusat melalui kementerian kesehatan akan mengirimkan kembali stok vaksin. Kemudian akan langsung disebarkan ke kabupaten/kota, sebab animo masyarakat untuk vaksinasi sangat besar.

“Sekarang Bengkulu mendapatkan sekitar 270 ribu dosis, dari target 1,5 juta dosis. Ketika vaksin datang, akan segera didistribusikan ke kabupaten/kota,” tutup Gubernur Rohidin.

Sementara Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Airlangga Hartarto melaporkan selama 5 hari pelaksanaan PPKM level 4 periode 26 hingga 30 Juli, terjadi penurunan rata-rata kasus harian dan positivity rate. Begitupun, penurunan tingkat kasus aktif dan BOR serta peningkatan tingkat kesembuhan.

“Namun masih terjadi penurunan rata-rata tingkat testing nasional dan rata-rata jumlah jumlah kematian harian. Jumlah kesembuhan memecahkan rekor tertinggi pada 27 Juli yang mencapai 47.128 kasus,” terang Airlangga yang juga menjabat Menko Perekonomian RI.(rls/MC)

Tags :
Kategori :

Terkait