Jembatan Ambruk, Dewan Nilai Tak Bisa Sepenuhnya Salahkan Alam

Minggu 26-09-2021,13:58 WIB
Reporter : redaksi rb
Editor : redaksi rb

  KOTA MANNA – Ketua DPRD Kabupaten Bengkulu Selatan (BS) Barli Halim menilai tidak semestinya pihak terkait mengeluhkan faktor alam, dalam mengerjakan paket proyek.

Termasuk dalam proyek rehab bendungan Air Nipis, yang sempat terkendala lantaran debit air Sungai Air Nipis naik drastis beberapa waktu lalu hingga ditenggarai memicu ambruknya jembatan.

Tinggal  lanjutnya, bagaimana cara kontraktor bersama dengan tim konsultan mengatasi faktor alam dengan metode pengerjaan. Konsultan diminta untuk terus mencari cara agar pekerjaan tetap jalan di tengah situasi alam yang tidak bersahabat.

"Masyarakat tahunya pekerjaan apapun itu yang dibangun pemerintah selesai tepat waktu. Maka dari itu jangan sampai jadi pertanyaan masyarakat dan mengundang tanda tanya dengan lambatnya pengerjaan, dipercepatlah," pinta Barli.

Dengan proyek berskala nasional, BWS Sumatera VII dan kontraktor dapat mempercepat pengerjaan proyek. Apalagi tahun 2021 tinggal tersisa 3 bulan lagi.

Apabila proyek senilai Rp 16 miliar ini pengerjaan tidak dipercepat, Barli mengkhawatirkan bencana alam yang sempat menghambat proses pekerjaan kembali berdampak pada bendungan.

BACA JUGA:  Jembatan Ambruk Karena Alam, Diperlukan Pembuktian Ilmiah Senada disampaikan Ketua Komisi III DPRD BS Holman SE, apapun alasannya proyek harus dikerjakan tepat sasaran dan sesuai target. Apa yang sudah menjadi rancangan sebelumnya, harus diselesaikan.

Maka dari itu untuk rehab bendungan Air Nipis ini BWS Sumatera VII harus tetap berkerja tepat waktu dan tepat waktu. Meskipun diakui saat ini kondisi Air Nipis selalu hujan dan banjir, namun semua itu adalah tugas rekanan.

"Mana yang paling efektif, dan cari caranya. Masyarakat mau apa yang dikerjakan sesuai target karena bangun tersebut pakai uang negara," ujar Holman.

Sebelumnya, PPK Irigasi dan Rawa BWS Sumatera VII Hadi Buana mengaku, pihaknya sejak Maret hingga September cuaca di Sungai Air Nipis selalu hujan.

Ditambah lagi, kondisi di hulu sungai diungkapkan Hadi telah mengalami kerusakan dan membuat resapan air berkurang saat hujan dan membuat banjir.

Hadi memastikan pihaknya tetap berkerja, sebab peralatan pihaknya lengkap dan setiap hari selalu berkerja.  BWS juga menambahkan, rekam jejak terjadinya banjir yang merusak infrastruktur sebelum dimulainya kegiatan rehabilitasi bendung.

BACA JUGA:  Jembatan Air Nipis Ambruk, Proyek Pembangunan Bendungan Kembali Disorot Pertama, Oktober 2019 membuat  tebing saluran irigasi longsor dan putus.

Kedua, 4 September 2019 menyebabkan sayap kiri bendung, hancur dan jembatan bina marga terbawa arus banjir.

Ketiga  7 Oktober 2020, membuat lereng saluran longsor dan putus.

Mengenai pemilihan metode sodetan yang tidak diambil dalam pengerjaan bendungan, BWS menilai tidak mungkin dilakukan. Alasannya? 1. Adanya jembatan bina marga sehingga inlet harus diambil jauh ke hulu.

2. Ketersediaan lahan, ada pemukiman warga, ada sekolah, ada jalan umum yg kesemuanya harus dibebaskan apabila mebuat sudetan (ini sdh saya jelaskan yg saya sebut diversion channel atau saluran pengelak). Perlu lebar saluran pengelak -+ 10 m apabila memilih membuat diversion channel..

"Penyedotan dengan water pump, baik sentrifugal atau submersible tetap kami lakukan tetapi peruntukan yang berbeda yaitu untuk mengatasi rembesan2 air. Untuk mengatasi banjir tentu saja, penyedotan sangat tidak efektif krn debit banjit itu 500 m3/dt. Sementara, apabila kita konversikan dengan pompa, pompa 10 inch (kapasitas 0,100 m3/dt) berarti pompa yg harus disediakan adalah 500/0,1 = 5000 bh pompa, harga 1 pompa 10 inch = 40 jt, berarti perlu dana 400 miliar," papar Hadi.

Pengerjaan Baru 60 Persen Sementara itu, kontraktor PT. Bumi Arenas Rafflesia Bengkulu Fery Alian juga menyampaikan persentase pengerjaan proyek terkini mencapai 60 persen lebih.

Terkait ambruknya jembatan, pihaknya menilai menjadi tanggung jawab pihak BWS Sumatera VII.   "Saat ini tetap fokus pengerjaan, bahkan sayap kiri bendungan hampir selesai dan telah berpindah ke sayap kanan," singkatnya.(tek/rakyatbengkulu.com)

Simak Video Berita 
Tags :
Kategori :

Terkait