BENGKULU, rakyatbengkulu.com – Banjir di Provinsi Bengkulu bisa kian meluas. Bukan hanya di Kota Bengkulu maupun Kabupaten Bengkulu Tengah. Banjir juga mengancam empat kecamatan di Bengkulu Utara.
Adapun empat kecamatan itu yakni, Kecamatan Air Besi, Batik Nau, Padang Jaya dan Hulu Palik. Khusus Kecamatan Padang Jaya kini banjir sudah sering terjadi dan menutup akses jalan Bengkulu – Lebong, meskipun banjir biasanya terjadi tidak dalam waktu lama. Sementara itu, di Kecamatan Hulu Palik potensi banjir juga tinggi. Hal ini ditunjukan dengan sudah meningginya arus air Desa Talang Rendah. Bahkan arus air juga dikhawatirkan merusak jembatan lantaran air deras menghantam bagian pondasi jemabatan dan terkadang sampai kelaur ke jalan. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Burman, SH menuturkan jika saat ini masyarakat diminta waspada. Terutama mereka yang tinggal di sepanjang aliran sungai dan daerah rawan banjir maupun longsor. “Kita juga berkoordinasi dengan relawan penanganan bencana di desa-desa untuk membantu mengingatkan masyarakat,” katanya. BPBD juga berkoordinasi dengan lintas instansi termasuk dengan TNI dan Polri terkait kesiagaan penanganan bencana jika terjadi, tertuama yang terkait dengan curah hujan. Ini setelah sepekan lalu Kodim 0423 Bengkulu Utara melakukan apel siaga bencana. “Mudah-mudahan bencana tidak sampai terjadi. Namun kita terus berkoordinasi dengan lintas instansi terkait dengan penanganan, apalagi dengan cuaca ekstrem hujan seperti saat ini,” terangnya. BPBPD juga akan berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan dan camat masing-masing daerah terkait dengan kemungkinan terjadi banjir yang menutup badan jalan dan menghentikan lalu lintas. Terutama di jalan lintas barat Batik Nau dan jalan lintas Bengkulu Utara – Lebong Desa Padang Jaya. “Ini terkait kemungkinan adanya jalan alternatif jika memang terjadi banjir dan menutup arus lalu lintas. Seperti yang terjadi di jalinbar seminggu lalu saat banjir menutup jalan,” terangnya. Dua hari ke depan, masih berpotensi terjadi hujan deras disertai angin kencang sesaat. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Fatmawati Bengkulu, melalui Prakirawan Stasiun Meteorologi Fatmawati Bengkulu, Rahyu Mailansari menjelaskan bahwa hampir merata hujan lebat dan angin kencang sesaat di 9 Kabupaten/Kota. “Hingga tiga hari ke depan, masih ada potensi hujan lebat. Untuk prakiraan kecepatan angin mencapai 15 knot (+- 30km/jam) bahkan bisa lebih,” tandas Rahyu, saat dikonfirmasi oleh rakyatbengkulu.com tadi malam. Ia menjelaskan cuaca ini dipicu adanya suplai uap air dari Samudera Hindia ke wilayah Indonesia bagian barat yang signifikan, gelombang atmosfer Type Low yang terpantau aktif di wilayah Sumatera bagian selatan. “Sehingga sirkulasi siklonik di Samudera Hindia Barat Bengkulu yang menyebabkan adanya pertemuan angin (konvergensi,red), belokan angin dan perlambatan kecepatan angin di wilayah Bengkulu, serta labilitas udara yang cukup kuat dan kelembapan udara yang basah dari lapisan bawah hingga atas atmosfer Bengkulu," jelasnya. Dari fenomena ini, lanjutnya, menimbulkan faktor-faktor pendukung terjadinya proses pembentukan awan hujan diseluruh wilayah Provinsi Bengkulu. Mulai dari Mukomuko - Bengkulu Utara - Lebong - Rejang Lebong - Kepahiang - Bengkulu Tengah - Kota - Seluma - Bengkulu Selatan . “Waspada Potensi Bencana Hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, angin kencang sesaat akibat hujan lebat atau hujan Lainnya dengan durasi lama," imbaunya. Untuk itu, pihaknya mengimbau masyarakat agar mengantisipasi terjadinya angin kencang sesaat itu. Dengan menghindari pohon besar, atau baliho yang sudah dimakan usia. Ia juga mengatakan bahwa curah hujan sedang memiliki intensitas mulai dari 5,0 - 10,0 mm/jam atau 20 - 50 mm/hari. Sedangkan untuk hujan lebat itu memiliki intensitas dari 10 - 20 mm/jam atau 50 - 100 mm/hari. “Juga perlu waspada potensi gelombang laut tinggi diperairan Bengkulu, Perairan Enggano dan Samudera Hindia Barat Hindia," tukasnya. Terpisah, Kalak BPBD Provinsi Bengkulu, Rusdi Bakar, bahwa untuk semua masyarakat di Provinsi Bengkulu, harus meningkatkan kewaspadaan terhadap terjadinya bencana. Apalagi baru baru ini, di sejumlah kabupaten dan kota terjadi bencana banjir dan tanah longsor. Juga untuk gempa bumi, diakuinya kerap terjadi. Meskipun dengan kekuatan yang kecil. “Tujuh kabupaten kota sepanjang pantai ini, itu berpotensi dan alami cuaca buruk. Kita siap antisipasi," pesan Rusdi. Minta Izin Perusahaan Dicabut Wakil Ketua Pansus Rencana Pemanfaatan dan Perlindungan Lingkungan Hidup (RPPLH), Dempo Xler meminta agar izin beroperasi perusahaan pertambangan, perusahaan perkebunan, dan pabrik pabrik disepanjang sungai Bengkulu segera dicabut. Pasalnya, ia menilai keberadaan perusahaan dan pabrik itu menyumbang andil besar penyebab banjir di Bengkulu. Apalagi, bagi perusahaan atau pabrik yang membuang limbahnya ke sungai Bengkulu. Sehingga menyebabkan percepatan pendangkalan di Sungai Bengkulu. "Kita meminta gubernur agar segera bersurat kepada menteri ESDM dan kehutanan. Untuk mencabut, semua izin perusahaan pertambangan, perkebunan, dan pabrik yang ada di Benteng. Yang melalui sungai Bengkulu. Karena kan ini berkaitan dengan kepentingan jangka panjang untuk kehidupan manusia kan," tegas Demo. Untuk itu, ia meminta kepada semua media massa, ikon,ormas, NGO dan masyarakat, untuk mengawal proses pencabutan izin ini. Mengingat, pemerintah daerah memiliki kuasa penuh atas sumber minerba di provinsi ini. Bila nanti ditemukan indikasi dan dampak buruk bagi lingkungan dan masyarakat sekitar. "Yang punya kuasa kan pemerintah,bukan swasta. Kalau dampaknya banjir,dan longsor maka ini kan dampaknya tidak baik. Dan dari pantauan kami sebagai putra daerah, dengan perkebunan sawit dan tambang ini kan yang kaya orang orang tertentu bukan orang Bengkulu," paparnya. Kemudian, bila dirasa sulit untuk melakukan pencabutan izin perusahaan dan pabrik itu. Ia meminta kepada semua pabrik dan perusahaan di sepanjang sungai Bengkulu,agar membuat tempat pembuangan limbah nya sendiri. Sehingga tidak membuangnya ke sungai. "Atau jika tidak dicabut izinnya, maka untuk semua pabrik pabrik yang melalui sungai Bengkulu itu saluran limbah nya jangan dibuang ke sungai Bengkulu, walaupun setetes pun dibuang ke sungai. Buatlah tempat pembuangan limbah sendiri," saran Dempo. Selain itu, ia juga meminta kepada Bupati Bengkulu Tengah agar ikut menyikapi persoalan ini. Pasalnya, industri sawit, pabrik dan pertambangan itu didominasi penyebab banjir berada di wilayah Benteng. Maka pihaknya meminta Bupati, yang menjadi kepala otonomi daerah itu untuk bersurat kepada semua perusahaan tersebut. "Kemudian, memerintahkan DLH nya untuk mengevaluasi seluruh proses limbah perusahaan itu. Yang melibatkan seluruh NGO lingkungan hidup, universitas, dan DPRD. Semacam dibentuk pansus," tukas Dempo. APBB Nilai Normatif Menyikapi rencana Gubernur Bengkulu yang akan melakukan evaluasi terhadap pertambangan yang melanggar ketentuan dan peraturan yang berlaku. Asosiasi Pertambangan Batu Bara Bengkulu (APBB) menilai ini merupakan hal yang normatif dan sudah menjadi kewajiban pemerintah melakukan evaluasi terhadap tambang yang tak tertib. Ketua APBB, Sutarman menegaskan, apa yang dilakukan oleh pemerintah merupakan hal yang normat dan sudah menjadi kewajiban untuk melakukan evaluasi terhadap tambang yang melanggar. Selain itu ia menilai reaksi yang dilakukan Pemprov ini terlambat, sebab ada tambang-tambang yang sudah tidak beroperasi lagi tetapi permasalahan yang ada di tambang tersebut tidak dituntaskan. "Dengan tanggapan seperti ini seakan-akan kalau semua tambang yang ada di Benteng ini semuanya salah dan tidak taat dengan peraturan. Padahal nyatanya di lapangan tidak semua tambang yang beroperasi melanggar ketentuan dan peraturan. Karena di sisi lain masih ada tambang-tambang yang memang masih taat dan mengikuti peraturan yang ada, seperti menjalani semua program pemerintah," jelasnya Dia menambahkan, jadi intinya saat ini memukul rata jika publik menganggap semua pertambangan yang ada di Benteng ini melanggar. Kemudian ia berharap kepada pemerintah dan semuanya jangan musiman seperti ini, dimana saat musim hujan datang dan banjir terjadi semua pertambangan yang ada di Provinsi Bengkulu menjadi sasaran semua ini. "Sedangkan tidak semua tambang yang melanggar semua ketentuan itu dan masyarakat tidak bisa memukuk rata jika semua tambang menjadi penyebab banjirnya Kabupaten Benteng. Jadi sekali lagi apa yang dilakukan oleh pemerintah memang sudah menjadi tanggungjawabnya pemerintah dan itu normatif," demikian Sutarman. Sementara itu, Kepala Departemen Advokasi dan Program Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Bengkulu, Dodi Faisal menjelaskan, berdasarkan data asesmen dan analisa yang dilakukan dilapangan penyebab banjir ini tidak lagi dikarenakan faktor alam atau hujan, namun memang adanya aktivitas industri pertambangan di hulu DAS Bengkulu. "Sebab berdasarkan catatan kita, ada delapan tambang yang beroperasi dikawasan Benteng tersebut, yang mana sudah beroperasi sejak tahun 2011. Berarti satu tahun setelah tambang-tambang tersebut beroperasi yakni 2012 hingga tahun 2021 ini sangat mempengaruhi tutupan hutan yang berada di DAS Bengkulu, artinya sudah mengurangi daerah resapan air," ujarnya Dia menambahkan, delapan pertambangan ini terdiri dari, Bara Mega Quantum dengan luasas 1,998.07 Ha, Bengkulu Bio Energi dengan luasan 987.00 Ha, Cipta Buana Seraya dengan luasan 2,649.59 Ha. Kemudian Danau Mas Hitam dengan luasan 800.31 Ha, Inti Bara Perdana dengan luasan 892.04 Ha, Kusuma Raya Utama dengan luasan 984.60 Ha, Ratu Samban Mining dengan luasan 5,196.70 Ha dan Ratu Samban Mining dengan luasan 195,566.00 ha. "Memang dari delapan perusahan tersebut ada beberapa perusahan yang sudah habis izin operasinya. Namun dari pantuan kita dilapangan reklamasinya tidak berjalan dengan sesuai yang diharapkan. Sedangkan semuanya harus sesuai dengan dokumen reklamasi yang sudah ditetapkan," Terangnya Kemudian, semua ini dikarenakan bencana ekologis yang terjadi di Provinsi Bengkulu saat ini. Sehingga dalam artian, Bengkulu pada saat ini sedang mengalami darurat ekologis. Maka dari itu kegiatan asesmen ini dilakukan, sebab pihaknya ingin menemukan fakta dan data yang sesungguhnya. "Kita ingin menemukan fakta yang sebenarnya dilapangan, apakah masyarakat kita ini sudah mengetahui apa penyebab dari banjir ini. Sebab menurut kita dari Walhi Bengkulu banjir ini bukan hanya dari faktor alam saja, namun ada juga faktor dari ulah tangan manusia," tegasnya Berdasarkan analisa dan fakta-fakta yang kita dapatkan dilapangan, banjir yang terjadi ini disebabkan oleh tutupan hutan dihulu DAS air Bengkulu yang sudah berkurang. "Sehingga daerah resapan airnya sudah tidak berfungsi, karena adanya operasi pertambangan yang mempengaruhi semua ini," Tutup Dodi. (jee/qia/war) Daerah Potensi Banjir di Bengkulu Utara Kecamatan Padang Jaya: Jalan lintas Padang Jaya – Lebong Air Besi: Pemukiman Desa Tl Ginting, Talang Renah, Tl Pungguk Batik Nau: Pemukiman Desa Batik Nau, Jalinbar Batik Nau Hulu Palik: Jalan dan jembatan Desa Talang RendahWaspada Banjir Bisa Kian Meluas, Diprediksi Hujan Lebat dan Angin Kencang
Senin 25-10-2021,13:21 WIB
Editor : redaksi rb
Kategori :