BENGKULU - Kenaikan harga minyak goreng beberapa waktu terakhir banyak dikeluhkan. Kendati demikian, Pemprov Bengkulu melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Bengkulu memastikan bahwa stok minyak goreng hingga Natal dan Tahun Baru aman. Ini disampaikan oleh Kepala Disperindag Provinsi Bengkulu, Sisardi.
Menurutnya, data ini didapatkan dari penelusuran tim nya ke distributor minyak goreng yang ada di Provinsi Bengkulu. “Kebijakan pemerintah saat ini akan melakukan stok. Kita juga sudah keliling se Provinsi Bengkulu. Didapati untuk minyak goreng ini aman stoknya untuk dua bulan kedepan. Sampai hari besar nanti, Natal dan tahun baru itu aman," kata Sisardi, kemarin. Dijelaskannya, rata rata di setiap distributor minyak goreng ini memiliki stok 130 liter. Misalnya di distribusikan Sungai Budi ada 130 liter. Juga di distributor telaga emas merek Sovia. Dan roda emas merek Fortune. Sehingga bisa dipastikan stok minyak goreng aman untuk dua bulan kedepan. “Kita kan hanya bisa menjamin ketersediaan barang. Kalau soal harga ini, kita belum ya. Karena ini bukan karena penimbunan barang atau lainnya. Namun memang dari pusatnya itu kurang bahan baku dan CPO juga naik,” imbuhnya. Pihaknya akan bekerja sama dengan Disperindag kabupaten dan kota, untuk memantau ketersediaan bahan pangan ini. Sekaligus untuk monitoring dulu. Ini dilakukan untuk antisipasi lonjakan harga ini. Dan setiap laporan yang dihimpun, pihaknya melaporkan juga disampaikan ke Kementerian Perdagangan. “Minyak naik ini disebabkan oleh bahan bakunya, CPO naik. Ini karena Eropa krisis energi, sehingga ia beralih ke bio diesel. Cina juga beralih ke bio diesel. Sementara pemasok terbesar kan di Malaysia, itu juga mengurangi jumlah produksinya. Akhirnya, permintaan banyak, dan barangnya terbatas. Jadi CPO nya naik, imbasnya ke minyak goreng ini,” ungkap Sisardi. Terpisah, Salah satu pedagang minyak goreng di Pasar Panorama, Aminah mengatakan sejak beberapa minggu terakhir harga minyak naik. Yang semula hanya sekitar Rp 12 ribu per liter. Kini bisa mencapai Rp 16,5 ribu per bungkusnya. Hal ini mengakibatkan kesulitan untuk menjual, pasalnya para pembeli juga mengeluh akan kenaikan harga ini. “Ini sudah mepet mudal kita jual Rp 16,5 ribu per bungkus. Kalau dulu kan paling mahal Rp 12 ribu. Sekarang naik, pembeli juga sepi gara-gara naik harganya,” keluh Aminah. Melihat hal ini, Anggota Komisi lI DPR Provinsi Bengkulu Sujono menyarankan agar Pemda bisa bergerak cepat merespons harga minyak goreng yang mengalami kenaikan dalam sepekan terakhir. “Perlu ada strategi dalam menjaga stabilitas harga, terkait tingginya harga minyak goreng yang terjadi di sejumlah wilayah khususnya di Bengkulu," pintanya. Ia menilai agar harga minyak goreng tidak melambung tinggi. Pemprov dalam hal ini melalui Disperindag bisa melakukan operasi pasar khusus minyak goreng ditengah-tengah masyarakat. “Selain itu juga harus dibatasi operasi pasar itu jangan sampai malah diserbu para pedagang bukan masyarakat yang membutuhkan," saran Sujono. (war)Jangan Panik, Stok Minyak Goreng Aman
Sabtu 06-11-2021,15:22 WIB
Editor : redaksi rb
Kategori :