BENGKULU, rakyatbengkulu.com– Tidak hanya minyak goreng, harga telur saat ini ternyata juga sudah mulai naik lagi. Di mana saat ini harga telur untuk ukuran sedang sekarpetnya mencapai Rp 48 ribu dari sebelumnya Rp 42 ribu. Sementara untuk ukuran besar dari Rp 46 ribu perkarpet saat ini sudah berada di kisaran Rp 50.000 perkarpet. Untuk telur ukuran jumbo lebih mahal lagi, dari sebelumnya Rp 49 ribu per karpet naik menjadi Rp 60 ribu per karpet. “Iya ini naiknya udah terjadi per minggu. Naiknya dikit-dikit,” ujar salah seorang pedagang telur, Ida. Sementara itu, penjual telur lainnya di Pasar Panorama, Asrimilis menegaskan pihaknya keberatan dengan kondisi saat ini, yang juga berdampak pada jumlah konsumen dan kuantitas barang yang terjual tiap harinya. “Biasanya sekitar Rp 34 - 35 ribu sekarpet. Paling mahal itu di Rp 40 ribu untuk ukuran besar. Sekarang tidak dapat lagi segitu,” kata Asrimilis. Ia menjelaskan, ada beberapa faktor penyebab terjadinya kenaikan harga telur ini. Diantaranya,dengan adanya bantuan sembako yang menjadikan telur sebagai item utamanya. Bantuan sembako ini misalnya dari bantuan untuk para Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dari program keluarga harapan (PKH) . Atau ada juga bantuan sembako untuk masyarakat yang sudah melakukan vaksinasi. Disamping, juga memasuki akhir tahun sehingga permintaan telur ini meningkat. “Memang sejak PKH kemarin mulai naik harga telur. Karena ada juga yang memborong untuk bantuan itu Ditambah sekarang kan jelang Natal dan tahun baru," jelasnya. Sebelumnya mulai pembagian PKH ini, lanjutnya, memang ada gejolak. Namun tidak setinggi sekarang ini. Sebenarnya bukan di tahun baru saja. Dari pengalaman setiap Desember itu harga telur pasti naik. “Kalau sekarang sudah melambung sekali. Yang biasanya itu Rp 30 ribu kini Rp 34,5 ribu, Rp 35 ribu. untuk ukuran kecil. Mau gak mau kan kami menjual sekarang ini menjualnya bertahap," paparnya. Apalagi, yang dikeluhkan para pedagang, saat menerima telur dari distributor, sering dijumpai tidak semua telur bagus dalam satu karpet. “Itukan gak semuanya bagus. Dalam satu karpet pasti ada saja yang buruk kan. Dari 100 butir yang kita beli setidaknya ada dua telur yang rusak. Jadi sekitar dua persen untuk kerusakannya. Diperkirakan sekitar Februari Maret harga telur bisa stabil. Masalah di daerah lain juga masih bagi PKH yang belum cair," bebernya. Hal serupa juga disampaikan oleh Lasmi, yang juga pedagang telur. Ia menjelaskan saat kini ada yang satu orang bisa dapat 3 karpet, karena sistem pembagian dirapel kan. Diakuinya, dengan harga segini, pelanggan juga turun. Di mana berkurang sekitar 30 - 40 persen. "Orang tu kan pasti catat kan sebelum ke pasar, ternyata harga naik. Beda sama beras, memang naik tapi tidak menonjol. Itu perkilogram nya bisa 2-3 ribu naiknya, merk kembang kol ya. Apalagi kita kan pakai modal dari bank, untuk mutar Rp 225 ribu sekarung, yang sebelumnya itu Rp 117 ribu," pungkasnya.(war)
Menyusul Minyak Goreng, Harga Telur Melambung
Jumat 24-12-2021,14:43 WIB
Editor : redaksi rb
Kategori :