Mengunjungi Usaha Ternak Ayam Pejantan yang Ramah Lingkungan

Senin 31-01-2022,18:17 WIB
Reporter : redaksi rb
Editor : redaksi rb

Modal Kecil, Sebulan Omzet Capai Rp 12 Juta

Peternakan ayam pejantan yang ramah lingkungan dengan mengombinasikan maggot (larva) sebagai pengurai kotoran, belum begitu banyak ditemui di Provinsi Bengkulu. Salah satunya dilakukan oleh Junaidi (37) warga Perumahan Kirana Indah Permai Kelurahan Kampung Melayu. Dengan modal yang terjangkau namun hasilnya cukup besar, juga ramah lingkungan. Simak Liputannya.

M. RIZKI AMANDA LUBIS, Kota Bengkulu

USAHA ternak ayam sebenarnya sudah umum dilakukan. Namun Junaidi mencoba memilih konsep dalam berternak ayam yang berbeda dari pada umumnya. Mulai dari pemilihan jenis bibit, target pasar, pakan ternak, hingga desain kandang ternak. Kepada RB, Junaidi mengaku sudah hampir 3 tahun lebih menggeluti usaha ternak ayam pejantan yang ramah lingkungan dengan cara mengkombinasikannya dengan budidaya maggot (larva).

“Saya memulai usaha ternak ayam pejantan ini dari 2018 lalu, terinspirasi dari adik saya sendiri saat itu saya sedang mencari ide usaha. ayam pejantan sama dengan ayam petelur, yang tetasan jantan dari ayam petelur,” jelas pria yang biasa disapa Jujun ini.

Dikisahkannya, ia memulai berusaha ternak ayam dari tahun 2018. Namun tidak jarang ia mengalami hambatan seperti kematian ayam terkena wabah serta beberapa kali melakukan perombakan desain kandang. “Pernah satu kali mengalami kerugian besar, ayam ternak saya terkena wabah. Saat itu dari 1.600 ekor ayam ternak hanya 120 ekor yang bisa terjual,” ujarnya.

Tak putus asa, Jujun terus mencari cara agar usaha ternak ayam itu bisa terus berkembang. Hingga akhirnya ia menemukan referensi pembuatan desain kandang bertingkat dengan sistem ramah lingkungan yang dikombinaskan dengan biopond maggot. Dimana kotoran ayam tersebut langsung diurai oleh maggot.

Usaha itu membuahkan hasil. Dengan mengkombinasikan ternak ayam dan maggot, usaha Jujun saat ini semakin berkembang. Bahkan jumlah ternak ayamnya sekarang sudah mencapai 3.200 ekor. Diketahui pula modal awal untuk memulai usaha ayam pejantan ini hanya dengan mengeluarkan uang Rp 1,6 juta untuk membeli 100 ekor bibit ayam pejantan. “Kalau untuk lahan, kandang, dan pakan itu sesuai kebutuhan masing-masing,” tambahnya.

Tidak hanya menjual ayam ternaknya, namun maggot yang dibudidaya oleh Jujun juga bisa menghasilkan uang. Dimana setiap satu kali panen ayam, Jujun bisa memanen maggot sebanyak dua kali. “Perekor ayam pejantan saya jual Rp 24 ribu dengan berat 7 ons, sedangkan harga maggot Rp 7 ribu per kilo, telur maggot Rp 5 ribu per kilo, pupa Rp 70 ribu per kilo,” demikian Jujun. (**)

Tags :
Kategori :

Terkait