Imbas Kenaikan Harga, Daya Beli Petani Melemah

Sabtu 05-02-2022,18:24 WIB
Reporter : redaksi rb
Editor : redaksi rb

BENGKULU, rakyatbengkulu.com - Daya Beli Petani periode Januari 2021 sedikit melemah imbas dari naiknya beberapa kebutuhan pokok. Penurunan daya beli ini tergambar dari menurunnya Nilai Tukar Petani yang semula 143,00 turun sebesar 065 persen dibanding periode Desember 2021.

BACA JUGA:  Mubazir, Bantuan Mesin Panen Jagung Senilai Rp 177 Juta Dikembalikan Petani Penurunan NTP dikarenakan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) naik sebesar 0,05 persen, lebih rendah dari kenaikan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) sebesar 0,70 persen. Artinya Meski daya penghasilan petani naik, namun harga-harga barang juga turut naik.

Kepala BPS Provinsi Bengkulu Ir. Win Rizal, ME mengatakan Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib). NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan.

NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Berdasarkan hasil pemantauan harga - harga perdesaan di Provinsi Bengkulu pada Januari 2022.

NTP turun 0,65 persen dibandingkan NTP Desember 2021, yaitu dari 143,93 menjadi 143,00.

“Penurunan NTP pada Januari 2022 disebabkan oleh kenaikan indeks harga hasil produksi pertanian lebih rendah dibandingkan kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Maupun biaya produksi dan penambahan barang modal,” jelasnya.

BACA JUGA:  Diam-diam Masih Operasi, Warem masih Diberi Teguran Penurunan NTP Januari 2022 dipengaruhi oleh turunnya NTP di tiga subsektor pertanian, yaitu Subsektor Hortikultura sebesar 7,07 persen; Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,75 persen; dan Subsektor Perikanan sebesar 0,39 persen.

Sementara dua subsektor lainnya mengalami peningkatan yaitu Subsektor Tanaman Pangan sebesar 1,60 persen dan Subsektor Peternakan sebesar 0,80 persen. Prediksinya sedikit melemahnya daya beli petani tidak akan berlangsung selama.

Mengingat serapan Dana Desa (DD) akan segera dimulai dan harga-harga komoditas tertentu masih membaik di pasaran. (iks)

Tags :
Kategori :

Terkait