MUKOMUKO, rakyatbengkulu.com – Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit tengah menyentuh harga tertingginya saat ini untuk di Mukomuko. Terbilang meroket, hingga Rp 3.580 per kilogram.
Namun sayangnya, kondisi itu, ternyata belum berdampak signifikan terhadap kesejahteraan petani kelapa sawit di Kabupaten Mukomuko. Pasalnya, petani harus mengeluarkan biaya yang besar pula untuk kebutuhan lainnya. Terutama untuk perkebunan itu sendiri, khususnya biaya pupuk. Ini dinyatakan Ketua Ikatan Petani Sawit Mandiri (IPSM) Provinsi Bengkulu, Edy Manshury, S.Hut, MT. Jangankan pupuk seperti urea dan lainnya. bahkan pupuk kandang pun ikut naik. BACA JUGA: TBS Sawit Naik, Pupuk juga Ikut-ikutan, Petani Inginnya Begini Ditambah lagi dengan kenaikan bahan lainnya untuk memudahkan penyerapan pupuk kandang. “Kalau ditanya berdampak (kenaikan harga TBS, Red) ya ada, tapi tidak begitu signifikan. Karena harga pupuk juga meroket. Bahkan petani harus beralih membeli pupuk kandang, itupun juga mahal. Aplikasinya juga berat. Borak sekarang Rp 730 ribu per karung kemasan 25 kilogram. Padahal sebelumnya hanya Rp 360 ribu per karung,” ujar Edy. Ia pun menyatakan harga tertinggi Rp 3.580 per kilogram belum merupakan harga ideal untuk kondisi saat ini. Seharusnya, harga TBS kelapa sawit di Kabupaten Mukomuko minimal di kisaran Rp 4.000 per kilogram. Sebab di Malaysia dan Thailand, harga TBS mereka sudah di atas Rp 4.500 per kilogram. “Kenapa kita tidak sampai, karena kita merasa sudah tertinggi. Padahal belum tinggi, karena diimbangi dengan harga pupuk dan herbisida. Jadi secara angka naik, tapi secara kesejahteraan tidak begitu signifikan,” tegasnya. Bahkan kondisi sekarang lanjutnya, bisa saja nanti berdampak lebih buruk bagi petani sawit di kemudian hari. Apalagi terhadap petani yang kurang jeli membaca peluang dan kurang jeli dalam pengelolaan keuangannya.Harga TBS Naik, Tak Signifikan Sejahterakan Petani
Jumat 04-03-2022,11:49 WIB
Editor : redaksi rb
Kategori :