Durian Runtuh

Jumat 18-03-2022,08:05 WIB
Reporter : redaksi rb
Editor : redaksi rb

  DURIAN runtuh ada di mana-mana: di minyak goreng, di batu bara,  minyak bumi, gas dan juga di sekitar Anda: PCR plus antigen.

Di Amerika banyak yang marah akibat durian runtuh itu. Termasuk para anggota DPR –khususnya dari Partai Demokrat.

Cara marah mereka itu cerdas sekali. Mereka langsung merancang sebuah UU baru yang disebut ''UU Durian Runtuh''. Yakni berupa aturan baru di bidang perpajakan: akan ada pajak durian runtuh.

Para anggota DPR itu menghitung: betapa banyak perusahaan yang tiba-tiba untung besar hanya karena keadaan. Termasuk akibat pandemi dan perang di Ukraina.

Perangnya di Ukraina tapi rakyat Amerika –atau di mana pun– yang ikut menderita. Harga-harga naik drastis. Terutama harga bensin di Amerika dan minyak goreng di mana-mana.

Saya lihat daftar perubahan harga bensin di semua negara bagian di Amerika. Hampir semua sudah di atas USD 5/galon. Hanya di lima negara bagian yang masih sedikit di bawah angka 5: Oklahoma, Kansas, dan Texas. Yakni negara bagian yang menghasilkan minyak mentah. Itu pun sudah naik hampir dua kali lipat dari sebelumnya.

Tentu biaya produksi minyak-mentah itu tidak naik. Pun biaya di kelapa sawit. Kalaupun naik tidak banyak. Tapi harga jual barang-barang itu naik luar biasa.

Itulah durian runtuh. Tiba-tiba. Tidak disangka-sangka. Uang datang dalam jumlah besar.

Menurut rancangan UU tersebut selisih harga antara sebelum dan sesudah runtuh itulah yang dikenakan pajak khusus. Sebesar lebih dari 50 persen. Tujuan utamanya bukan agar negara  mendapat uang, tapi untuk menekan harga di pasaran.

UU tersebut langsung tidak berlaku kalau harga durian runtuh itu sudah kembali normal.

Anda sudah tahu: rancangan UU seperti ini pasti ditentang oleh Partai Republik. Apa pun menyangkut kenaikan pajak pasti ditentang. Tapi DPR lagi dikuasai Partai Demokrat.

Praktis seluruh rakyat Amerika kini terbebani oleh kenaikan harga bensin itu –mengingat kepemilikan mobil di sana yang merata. Harga bensin saat ini sudah menyamai krisis energi di zaman Presiden Jimmy Carter –yang membuatnya gagal menambah satu periode.

Sebenarnya ada pilihan lain di sana: pindah ke mobil listrik. Permintaan terhadap mobil listrik naik sampai 39 persen. Tapi stok mobil listrik terbatas. Terutama untuk kelas bawah. Produksi mobil listrik tidak bisa digenjot. Kelangkaan microchips belum teratasi sepenuhnya. Hingga sekarang.

Presiden Joe Biden bersikeras tidak mau membeli minyak dan gas dari Rusia. Ekonomi Rusia harus dilumpuhkan. Bahkan Amerika tidak ''malu'' menjalin kontak baru dengan musuh lamanya: Venezuela. Rasanya Amerika akan menjadikan Venezuela sebagai pemasok baru minyak bumi.

Baca Selanjutnya>>>
Tags :
Kategori :

Terkait