TUBEI, rakyatbengkulu.com - Dari 240 tenaga guru di Kabupaten Lebong yang mengikuti seleksi Program Pendidikan Guru Penggerak (PPPGP) angkatan ke 6, hanya 22 persen dinyatakan lulus.
Ke 54 guru yang berhasil melewati seleksi tahap I itu, juga belum tentu bisa membawa pulang sertifikat guru penggerak dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Masing - masing guru PAUD, SD, SMP dan SMA sederajat yang lulus itu, harus kembali menjalani rangkaian seleksi tahap II. BACA JUGA: Terapkan Kurikulum 2022 di Sekolah Penggerak Kapan hasilnya diumumkan masih menunggu informasi dari pusat. ''Mudah - mudahan semuanya lulus,'' ujar Kabid Pembinaan dan Pendidikan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Diseikbud) Kabupaten Lebong, Habibi, S.Pd. Di luar itu, 10 guru juga sudah terdaftar mengikuti seleksi PPPGP angkatan ke 7 untuk tahap I. Jumlahnya sedikit karena dalam skala besar guru di Lebong sudah mengikuti seleksi PPPGP angkatan ke 6. ''Untuk guru yang gagal dalam seleksi angkatan ke 6, akan didaftarkan mengikuti seleksi PPPGP angkatan delapan,'' jelas Habibi. Lebih jauh dijelaskan, guru yang sudah terdaftar program PPPGP akan dilatih guna pengembangan kemampuan. Pelatihan dilaksanakan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS) sebagai perpanjangan tangan Kemendikbudristek. BACA JUGA: Pelaku Pembobol Toko di Rawa Makmur Juga Terlibat Curanmor ''Jika lulus, baru para guru diberikan sertifikat guru penggerak,'' tukas Habibi. Sertifikat guru penggerak akan menjadi syarat bagi guru yang ingin diangkat menjadi kepala sekolah. Itu sesuai kebijakan Kemendikbudristek terbaru yang intinya ingin meningkatkan kualitas dan kompetensi guru. (sca) Simak Video BeritaHanya 22 Persen Lulus Guru Penggerak, yang Lulus Belum Tentu Lanjut
Sabtu 04-06-2022,00:10 WIB
Editor : redaksi rb
Kategori :