Kisah Tragis Kopda Muslimin: Tenggak Racun, Sebelumnya Pamit ke Orang Tua

Jumat 29-07-2022,08:24 WIB
Editor : adminrakyatbengkulu2

KENDAL, rakyatbengkulu.disway.id – Sepagi itu, tepatnya pada pukul 05.30, rumah Mustakim di Kelurahan Trompo, Kecamatan Kendal, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah (Jateng), diketuk seseorang.

Begitu pintu dibuka, pria paro baya itu menemukan putranya, Kopda Muslimin, yang sejak 10 hari terakhir diburu Polri dan TNI pulang. Muslimin datang dengan mengendarai motor Yamaha Mio nopol AA 2703 NC. Tanpa banyak bicara, dia masuk ke rumah orang tuanya itu dan menemui sang ibu, Rosiah. Di depan orang tuanya, Muslimin meminta maaf atas segala kekisruhan yang telah dibuatnya.

”Setelah meminta maaf, Kopda M dituturi orang tuanya agar menyerahkan diri,” ungkap Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi di lokasi kejadian kemarin (28/7).

BACA JUGA:Pelajar SMP di Kota Bengkulu Diancam Hingga Takut Pergi ke Sekolah, Orang Tua Lapor Polisi

Setelah itu, sang bapak dan anak itu sempat terlibat pembicaraan. Cukup lama. Setelah itu, Muslimin meminta izin untuk beristirahat di kamarnya. Tak lama berselang, Mustakim mendengar suara Muslimin sedang muntahmuntah. Kemudian, Muslimin berbaring di tempat tidur. ”Di TKP ada muntahnya dan alat komunikasi yang sudah kami amankan,” jelasnya.

Sekitar pukul 07.00 Muslimin diperkirakan meninggal. Sejumlah barang bukti lainnya seperti gelas, botol plastik, sandal, bekas muntahan, serta pakaian Kopda Muslimin diamankan jajaran Polri dan TNI. Setelah kejadian itu, rumah Mustakim-Rosiah dijaga ketat oleh aparat gabungan Polri dan TNI.

Jasad Kopda Muslimin langsung dibawa ke Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Semarang untuk diotopsi. Namun, hingga tadi malam TNI dan Polri belum bisa memastikan jenis racun yang ditenggak buron kasus percobaan pembunuhan terhadap istrinya, Rina Wulandari, tersebut. Jenazah Muslimin tiba di RS Bhayangkara Semarang pada pukul 11.45.

BACA JUGA:Hadapi Praperadilan yang Diajukan Tersangka Korupsi Replanting Sawit, Kejati Bengkulu Siapkan 4 Jaksa

Dari rumah duka di Kendal menuju RS Bhayangkara, jenazah dibawa menggunakan mobil ambulans milik TNI dengan pengawalan ketat.

Terlihat, seorang laki-laki yang diduga kerabat Muslimin menangis saat turun dari mobil ambulans dan ikut masuk ke ruangan. Pada pukul 16.45, Danpomdam IV/Diponegoro Kolonel CPM Rinoso Budi keluar ruangan dan memberikan keterangan kepada media.

”Dari hasil pemeriksaan luar, tidak ditemukan kekerasan benda tajam atau tumpul. Dari pemeriksaan dalam, terdapat tanda mati lemas yang diduga karena penyakit pada otak atau keracunan,” paparnya.

Dibutuhkan pemer iksaan penunjang, yakni patologi dan anatomi, untuk mengetahui hasil lengkap pemeriksaan tersebut. Butuh waktu 2–4 pekan.

Selain itu, diperlukan hasil pemeriksaan toksikologi untuk menentukan jenis racunnya. ”Jadi, sesuai dengan hasil temuan, sudah betul jenazah meninggal antara pukul 07.00–07.30,” terangnya.

BACA JUGA:Gasak Puluhan Hp dari Konter, Uangnya Buat Beli Samcodin

Asintel Kodam IV/Diponegoro Kolonel (Inf) Wahyu menegaskan, meski Muslimin telah ditemukan, pihaknya akan terus melakukan penyidikan terhadap kasus ini.

”Barang bukti dan orang-orang yang melihat akan kami periksa,” tegasnya.

Setelah selesai dilakukan kepentingan otopsi, jenazah Kopda Muslimin yang berada di dalam peti dimasukkan ke mobil ambulans yang sama menuju rumah duka untuk dimakamkan.

Usai diautopsi di RS Bhayangkara Semarang, jenazah Kopda Muslimin dibawa pulang ke rumah duka di Kelurahan Trompo, Kecamatan Kendal, Kabupaten Kendal. Jenazah tiba sekira pukul 17.18 WIB. Setelah itu langsung disalati dan dimakamkan di TPU Kelurahan Trompo.

Di sana, tidak ada proses pemakaman secara militer. Selain itu, pihak keluarga Kopda M yakni kedua orang tuanya tidak ikut mengantar jenazah ke peristirahatan terakhirnya.

Hanya sejumlah anggota Denpom serta warga sekitar yang ikut ke pemakaman. Setelah jenazah diantar mobil pemakaman, Mustakim (ayah Muslimin) bersama istri langsung masuk ke rumahnya. Dia juga tidak memberikan komentar panjang kepada awak media.

BACA JUGA:Honda BeAT Sekretaris BPBD Benteng Digasak Maling Saat Diparkir di Halaman Kantor

“Saya capek,” ujarnya. Setelah pemakaman usai, sejumlah anggota TNI bersama warga Kelurahan Trompo menggelar tahlil di kediaman Mustakim.

Wakil Bupati Kendal Windu Suko Basuki turut melawat ke rumah duka. Di sana, Windu bertemu dengan Mustakim. Kepada wartawan, Windu mengatakan, sejatinya pihak keluarga belum yakin jika Muslimin bunuh diri.

“Memang beliau (Kopda M) datang ke rumah orang tuanya pukul 05.30 WIB. Beliau meminta maaf, merasa khilaf, dan bersalah. Setelah itu istirahat lalu muntahmuntah, kemudian beliau tidak ada,” terangnya menirukan penuturan pihak keluarga Kopda M.

Romdhon, tetangga Kopda M, Muslimin dikenal sebagai sosok yang baik. Bahkan, semasa kecil dia rajin mengaji. Selain itu, sebelum menjadi anggota TNI, Muslimin juga bergaul akrab dengan teman-teman di kampung.

Romdhon mengaku kaget mengetahui kabar kematian Muslimin, lantaran yang bersangkutan sudah lama tidak pulang ke Kendal. (dev/cak)

Kategori :