BENGKULU, RAKYATBENGKULU.Com - Masalah bullying di sekitar kita tak pernah usai. Permasalahan ini terkadang masih tabuh bagi sebagian orang dan kadang masyarakat masih menutup sebelah mata pada fenomena yang satu ini. Menurut UNICEF, bullying adalah suatu bentuk perilaku dan bukan kejadian yang terjadi satu kali saja.
Anak-anak yang melakukan intimidasi sering kali berasal dari status sosial atau posisi kekuasaan yang lebih tinggi, lebih kuat atau dianggap populer. Mereka menyalahgunakan posisi bermasyarakat.
BACA JUGA:Lawan Perubahan Iklim, BRI Targetkan Capai Net Zero Emission di Tahun 2050
Bullying dapat dikategorikan pada tiga hal, yakni disengaja (merugikan), terjadi secara berulang-ulang dan terdapat perbedaan kekuatan. Pelaku intimidasi bermaksud menyakiti korbannya, baik melalui kekerasan fisik atau kata-kata atau perilaku yang menyakitkan dan mereka melakukannya berulang kali.
Anak laki-laki lebih mungkin jadi korban perundungan fisik, sedangkan anak perempuan lebih mungkin jadi korban perundungan psikologis, meskipun keduanya cenderung saling terkait.
BACA JUGA:Bengkulu Tabot Ceremony Welcomes Islamic New Year
Bullying bisa terjadi secara langsung atau online atau istilahnya cyber bullying. Kegiatan cyberbullying bisa terjadi melalui media sosial, SMS/teks atau pesan instan, email atau platform online tempat anak-anak berinteraksi.
Dimana orangtua tidak selalu memantau apa yang dilakukan anak-anak mereka di platform ini, sehingga sulit untuk mengetahui kapan anak-anak mereka terpengaruh.
Perilaku bullying sangat berbahaya pada anak-anak, karena seringkali anak-anak tidak memberitahu orangtua mereka, bahwa telah menjadi korban. Mereka kadang terlihat murung dan menutup diri dari lingkungan sosial.
Yang lebih mirisnya lagi, orangtuanya karena sibuk dengan pekerjaan tidak tahu bullying menimpa anak mereka. Orangtua sebaiknya memperhatikan anak-anaknya baik secara fisik, psikis atau perubahan kecil pada anak. Kadangkala anak takut untuk jujur.
BACA JUGA:Mendaki Gunung Bikin Ketagihan, Bagi Pemula Perlu Persiapan Matang, Bisa Saja Bahayakan Diri
Fisik yang perlu diperhatikan seperti memar yang tidak diketahui alasannya, goresan, patah tulang dan terdapat luka yang lagi dalam masa pemulihan. Lalu anak kita terkesan malas atau takut pergi ke sekolah atau mengikuti acara sekolah.
Gejala lain bisa sering merasa cemas, gelisah atau sangat waspada. Lalu kehilangan teman secara tiba-tiba atau menghindari situasi sosial. Nah ada baiknya juga perhatikan pakaian, alat elektronik atau barang-barang pribadi lainnya yang tiba-tiba hilang atau hancur.
BACA JUGA:Lepas Penat dan Stres, Bisa Hilangkan Bau Kaki, Rendam dengan Larutan Air Hangat dan Garam