BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Ketika musim kemarau yang berkepanjangan dan hujan tidak juga kunjung turun, maka kekeringan pun mulai melanda.
Di berbagai daerah yang dilanda kekeringan tersebut pun ada yang melakukan berbagai ritual atau tradisi yang diyakini dapat mengundang hujan.
Seperti salah satunya tradisi atau ritual yang berasal dari daerah Jawa Timur berikut ini, ritual yang dikenal Tradisi Manten Kucing yang telah dilakukan sejak dari zaman penjajahan Belanda.
Tradisi Manten Kucing ini adalah warisan budaya tak benda dari Kabupaten Tulungagung, dan tradisi atau ritual ini diyakini oleh masyarakat di Desa Palem Kabupaten Tulungagung bisa menurunkan hujan.
BACA JUGA:8 Ritual Memanggil Hujan, Tradisi Kearifan Lokal Masyarakat Nusantara Saat Kemarau Panjang
Diketahui tradisi Manten Kucing ini bukan berarti menikahkan dua ekor kucing, akan tetapi ini adalah lambang untuk memandikan kucing di Telaga Coban dan mengarak kedua ekor kucing mengelilingi desa.
Adapun barisan arak-arakan ini dibuat seperti pernikahan pada umumnya, seperti cucuk lampah, putri domas, manten kucing, pager ayu, taruna muda, sesepuh desa.
Kemudian dilanjutkan dengan kesenian Reog Kendang, Jaranan Senterewe, serta kesenian Tiban yang merupakan khas Kabupaten Tulungagung Jawa Timur.
Kucing yang dipilih pada ritual ini bukan kucing sembarangan, tetapi kucing ini harus berasal dari arah paling timur dan arah paling barat dari desa tersebut.
BACA JUGA:Tidak Hanya di Indonesia, Ternyata Ritual Memanggil Hujan juga Ada di Negara Lain
Selanjutnya pasangan kucing ini dimandikan pada Telaga Coban dan dibacakan mantra, kemudian pasangan kucing tersebut diletakkan di keranjang, lalu diarak mengelilingi desa.
Pada masa sekarang, tradisi atau Manten Kucing adalah usaha Pemerintah Kabupaten Tulungagung untuk meningkatkan sektor pariwisata dengan media promosi ritual adat.
Adapun ritual memanggil hujan ini dilaksanakan pada musim kemarau yang panjang.
Selain itu, fungsi sosial yang terdapat pada ritual adat ini adalah membangkitkan keakraban masyarakat di Desa Pelem sekaligus juga merupakan bentuk rasa syukur atas berkah dari Tuhan Yang Maha Esa.