Jangan Panik! Peneliti Sebut Tidak Ada Rekayasa Genetika Pada Teknologi Nyamuk Wolbachia

Jumat 24-11-2023,19:32 WIB
Reporter : Hendri Saputra
Editor : Febi Elmasdito

BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Saat ini masyarakat sedang heboh dengan Nyamuk Wolbachia yang disebar ke populasi alami, seperti di daerah Provinsi Bali yang mendapat penolakan dari masyarakatnya.

Dimana, masyarakat merasa takut akan dampak yang terjadi setelah nyamuk yang mengandung bakteri Wolbachia ini disebar.

Diketahui Kementerian Kesehatan RI menerapkan inovasi dengan teknologi wolbachia untuk menurunkan penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang disebabkan oleh nyamuk di Indonesia.

Teknologi wolbachia ini sebenarnya telah diteliti sejak dari tahun 2011 yang lalu oleh World Mosquito Program (WMP) dan Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta. Adapun teknologi yang dipakai bukan kategori dari rekayasa genetika.

BACA JUGA:Lagi Heboh! Nyamuk Wolbachia Disebut Bisa Mencegah Penularan Penyakit DBD, Benarkah?

Diketahui, Wolbachia ini ialah bakteri yang hanya bisa hidup di dalam tubuh serangga, termasuk nyamuk. Dimana bakteri Wolbachia tidak dapat bertahan hidup di luar sel tubuh serangga dan tidak bisa mereplikasi diri tanpa adanya bantuan serangga sebagai inangnya.

Karena hal Ini merupakan sifat alami dari bakteri Wolbachia. Wolbachia ini sudah ditemukan di dalam tubuh nyamuk aedes albopictus secara alami.

Menurut Peneliti UGM, Prof. dr. Adi Utarini MSc, MPH, PhD, menjelaskan kalau bakteri Wolbachia ataupun nyamuk sebagai inangnya bukan organisme hasil dari modifikasi genetik yang dilakukan di laboratorium. 

BACA JUGA:Tirai Magnet, Halau Nyamuk Masuk ke Kamar, Bisa Jaga Privasi Pemilik Hunian

Secara materi genetik, baik dari nyamuk ataupun bakteri Wolbachia yang dipakai, identik dengan organisme yang ditemukan di alam.

Bakteri Wolbachia secara alami terdapat di lebih dari 50 persen serangga, dan mempunyai sifat sebagai simbion atau tidak berdampak negatif terhadap inangnya.

Untuk analisis risiko telah dilakukan oleh 20 ilmuwan independen di Indonesia yang kemudian menyimpulkan kalau risiko dampak buruk terhadap manusia atau lingkungan bisa diabaikan.

Teknologi wolbachia di Indonesia diimplementasikan dengan metode penggantian, yang mana baik nyamuk jantan dan nyamuk betina yang telah mengandung Wolbachia dilepaskan ke populasi alami.

BACA JUGA:Rekayasa Lalu Lintas Kawasan Pantai, Pintu Masuk Jalan Sedap Malam 

Adapun tujuannya supaya nyamuk betina ini kawin dengan nyamuk jantan setempat dan nantinya menghasilkan anak-anak nyamuk yang telah mengandung Wolbachia. 

Kategori :