BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Pemerintah Indonesia saat ini terus mengambil langkah untuk mengurangi emisi karbon dalam sektor transportasi kendaran, dengan merancang penggunaan bahan bakar hidrogen sebagai opsi alternatif selain mobil listrik.
Kehadiran mobil hidrogen, menandai masa depan yang cerah bagi pengembangan kendaraan mobil.
Jika dibandingkan dengan mobil listrik, mobil hidrogen dinilai lebih menonjol. Sebab mobil hidrogen dapat menempuh jarak yang lebih jauh.
Mobil hidrogen mampu menempuh jarak rata-rata hingga 800 kilometer, dengan konsumsi satu kilogram hidrogen setara dengan jarak tempuh 100 km pada mobil listrik.
BACA JUGA:Mobil Tabrak Warga Sedang Bakar Sampah, Korban Terseret hingga 20 Meter, Begini Akhirnya !
Ini karena mobil hidrogen memiliki teknologi yang memungkinkan pengisian dengan tekanan 150 hingga 700 bar, dan satu mobil dapat menampung sekitar 5 hingga 8 kg hidrogen.
Yang artinya, satu mobil listrik bisa memberikan jarak tempuh maksimal hingga 800 km bahkan lebih.
Sedangkan keunggulan lainnya adalah proses pengisian bahan bakar hidrogen yang lebih cepat dibandingkan dengan pengisian pada baterai mobil listrik yang sering memerlukan waktu yang agak lama bahkan dengan menggunakan fasilitas ultra fast charging sekali pun.
Ultra fast charging mungkin bisa memakan waktu satu jam untuk mengisi penuh baterai mobil listrik. Bahkan kalau di rumah itu bisa beberapa jam pengisiannya, tergantung berapa besar kapasitas chargingnya.
BACA JUGA:Ini Alasan Mobil Listrik yang Diproduksi Indonesia Dijual Murah di Thailand
Diyakini bahwa transisi dari bahan bakar minyak ke bahan bakar hidrogen akan berlangsung lebih cepat dibandingkan dengan konversi ke kendaraan listrik.
Sebab perkembangan hidrogen sebagai pengganti bahan bakar minyak, sudah dilakukan diberbagai negara dan itu menjadi suatu progres yang signifikan.
Transisi ke hidrogen dinilai lebih memungkinkan dari pada dibandingkan dengan kendaraan listrik, terutama karena rantai pasok baterai kendaraan listrik masih tergantung pada material yang diperolehnya dari pertambangan.
Banyak pihak yang optimis bahwa peralihan dari bahan bakar minyak ke hidrogen akan mengalami kemajuan yang sangat pesat. Yang didukung oleh minat besar pabrikan otomotif, terutama dari pabrikan Jepang.