BENGKULU, RAKYATBENGKULU.Com – Penggunaan kapal jenis trawl merusak ekosistem laut, ini berdampak buruk pada terumbu karang.
Penggunaan alat tangkap trawl ini masih sering ditemukan di perairan Kota Bengkulu. Alat tangkap trawl ini berdampak buruk terhadap ekosistem di bawah laut.
BACA JUGA:Sumatera Selatan 2: Perolehan Dana dari Pusat 2024: Berikut Rincian per Daerah
Sebab akibatnya penangkapan ikan tidak efektif, saat pukat atau jaring trawl diturunkan di dasar laut akan ditarik kencang melintasi dasar laut.
Akibatnya apapun yang kebetulan menghalangi baik terumbu karang atau ikan-ikan kecil, penyu akan ikut tersapu.
BACA JUGA:Masa Besiap, Balas Dendam Pribumi Pro Kemerdekaan, Penangkapan Orang Asing dan Dibunuh
Ini berdampak pada banyak tertangkapnya spesies non target atau biasa disebut tangkapan sampingan.
Tangkapan sampingan yang tidak menguntungkan ini kemudian dibuang. Sayangnya saat dibuang sudah dalam keadaan tidak mati, sehingga memicu masalah lingkungan yang baru.
BACA JUGA:Sumatera Selatan 1: Perolehan Dana dari Pusat 2024: Berikut Rincian per Daerah
Sementara dampak penggunaan alat tangkap trawl, keanekaragaman hayati laut jadi berkurang. Bila terumbu karang sering tergores trawl lama kelamaan akan rusak.
Padahal terumbu karang ini menjadi rumah bagi ekosistem laut dengan keanekaragaman hayati paling tinggi. Butuh waktu lama untuk terumbu karang pulih kembali dan ekosistem terbentuk kembali.
BACA JUGA:Kesiapan RS Jiwa, Antisipasi Kasus Gangguan Jiwa pada Pemilu dan Pilkada 2024
Terumbu karang berfungsi sebagai tempat pembibitan ikan kecil dan lainnya. Tempat ini sangat penting bagi ekosistem ikan, bintang laut, kepiting, bulu babi, bintang laut, bunga karang dan cacing yang hidup disana.
Selain itu, kibasan jaring trawl saat beroperasi di bawah laut juga dapat mengangkat gumpalan terumbu karang.
BACA JUGA:Biasanya Disajikan Saat Idul Fitri, Menemani Percakapan Silaturahmi, Jodah Kareh Khas Ipuh