Banyaknya kejadian dari bahaya alam tersebut sebagian besar berasal dari antropogenik . Dalam banyak kasus, adapun aspek-aspek mendasar yang menyebabkan tenggelamnya kota-kota menjadi sangat erat kaitannya dan seiring berjalannya waktu, maka akan semakin sulit untuk diselesaikan.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah umat manusia, dimana mayoritas penduduk tinggal di perkotaan. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan bahwa sekitar 68 persen populasi dunia akan tinggal di wilayah perkotaan di tahun 2050.
BACA JUGA:Mengenal Anisha Rosnah, Istri Pangeran Mateen Brunei yang Menyita Perhatian
Adapun urbanisasi mempunyai implikasi yang luas termasuk perencanaan kota, geografi, sosiologi, arsitektur, ekonomi dan kesehatan masyarakat di suatu wilayah.
Karena kecepatan terjadinya urbanisasi juga penting. Dimana tingkat urbanisasi yang lebih lambat memberikan waktu bagi para perencana kota untuk membuat suatu keputusan perencanaan yang bijaksana.
BACA JUGA:Bolehkah Makan Frozen Food Saat Hamil? Ketahui Tips Aman dan Bahaya Mengonsumsinya
Ketika kota sudah mencapai kedewasaan, maka diperlukan waktu puluhan tahun bagi pemerintah daerah untuk mengembangkan, mendanai serta melaksanakan proyek-proyek infrastruktur besar guna mengatasi permasalahan yang disebabkan oleh pesatnya urbanisasi tersebut.
Dimana kota-kota yang berada di dataran rendah sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim yang paling merusak.
BACA JUGA:Kuku Rusak, Bisa Jadi Cedera atau Infeksi, Bisa Ditangani Mandiri atau Konsultasi ke Dokter
Adapun risiko yang ditimbulkan oleh perubahan iklim akan terus meningkat hingga pada abad mendatang, bahkan jika pengurangan emisi gas rumah kaca berhasil dicapai, hal tersebut disebabkan oleh momentum yang dihasilkan oleh emisi sebelumnya.
Laporan terbaru Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menunjukkan bahwa perubahan iklim mungkin semakin cepat, bukannya malah melambat.
BACA JUGA:Rincian Dana Desa 2024 Sleman, Yogyakarta! Simak Jawabannya di Sini
Dimana kota-kota pesisir akan menanggung dampak perubahan iklim terbesar, hal ini dikarenakan karena berdekatan dengan laut.
Gelombang badai dan air pasang dapat dikombinasikan dengan kenaikan permukaan air laut dan penurunan pada permukaan tanah, sehingga semakin meningkatkan banjir di banyak wilayah.
BACA JUGA:Rincian Dana Desa 2024 Gunungkidul 2, Yogyakarta! Simak Jawabannya di Sini
Dimana seringkali proyek infrastruktur yang baru saja selesai tidak memperhitungkan perubahan iklim yang cepat.