5 Tradisi Unik Suku Sunda di Provinsi Jawa Barat yang Masih Dilaksanakan Hingga Sekarang

Rabu 17-01-2024,22:52 WIB
Reporter : Hendri Saputra
Editor : Heri Aprizal

BACA JUGA:Rekomendasi 9 Sekolah Kedinasan di Provinsi Jawa Barat, Lulusan SMA Sederajat Merapat

Selanjutnya setelah prosesi pemberian nama terhadap bayi tersebut, akan dibacakan doa selamat sambil disajikan hidangan berupa bubur ketan merah dan juga bubur ketan putih. 

Adapun tujuan dari tradisi unik Puput Pusteur ini agar nanti bayi ini  akan hidup berdampingan secara rukun dengan semua saudara-saudaranya.

3. Tradisi Nenjrag Bumi

Tradisi Nenjrag Bumi ini dimana seorang bayi yang baru lahir akan diletakkan ditanah, selanjutnya sang Indung Beurang harus memukulkan palu ketanah dekat si bayi sebanyak 7 kali. 

Selanjutnya Indung Beurang akan menghentakkan kakinya ketanah sebanyak 3 kali, dimana tujuan dari tradisi Nenjrag Bumi ini agar nantinya sang bayi bisa tumbuh dan menjadi seorang anak yang bisa menaklukkan kerasnya kehidupan dunia ini.

BACA JUGA:Nikmat dan Populer di Nusantara, Inilah 7 Makanan Tradisional Khas Jawa Barat yang Menarik Dicoba

4. Tradisi Upacara Ekah 

Tradisi Upacara Ekah ini sebenarnya juga dilakukan oleh suku - suku lain di Indonesia terutama yang menganut agama Islam, dimana kata ekah ini merupakan sebuah kata yang berasal dari bahasa Arab yakni  dari kata aqiqatun atau dalam Bahasa Indonesianya anak kandung. 

Adapun Tradisi upacara Ekah ini merupakan upacara menebus jiwa anak sebagai pemberian Tuhan, atau ungkapan rasa syukur karena telah dikaruniai anak oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.

Selain itu, terdapat tujuan lain dari tradisi Ekah ini ialah mendo'akan  agar anak tersebut nantinya menjadi orang yang saleh dan berbakti kepada orang tuanya. 

Untuk Tradisi Ekah  ini biasanya diselenggarakan setelah bayi berusia 7 hari atau 14 hari dan kadang - kadang juga berusia  21 hari. 

BACA JUGA:7 Makanan Khas Imlek di Indonesia, Ketahui Juga Tradisi dan Makna Mendalam dari Setiap Sajian Kulinernya

Pada tradisi Ekah ini disediakan domba atau kambing untuk disembelih, kalau bayi tersebut laki - laki maka domba yang di sediakan sebanyak dua ekor, dan kalau bayi tersebut wanita maka domba yang di sediakan cukup satu ekor saja. 

Domba atau kambing ini disembelih oleh ahlinya atau yang di sebut sebagai Ajengan dengan pembacaan doa selamat yang kemudian domba tersebut di olah dan dimasak lalu dibagikan kepada tetangga dan juga kerabat.

5. Tradisi Upacara Nurunkeun

Kategori :