Selain itu, keberadaan media sosial zaman sekarang semakin disalahartikan oleh penggunanya.
Seperti contohnya, mereka mengganggap media sosial dapat menggantikan pengalaman sosial yang lebih nyata.
Dan karena semakin banyak waktu yang dihabiskan seseorang di dunia maya, maka semakin sedikit waktu pula yang mereka lakukan untuk interaksi dunia nyata.
BACA JUGA:Dapatkan 7 Manfaat Yoga untuk Kesehatan, Termasuk Fisik dan Mental
Shannon Poppito, seorang psikolog di Baylor Medical University menyatakan, individu yang menghabiskan lebih banyak waktu di media sosial, dan memutuskan hubungan dari kehidupan nyata hingga malah merasa kurang terhubung dengan diri sendiri.
Lalu, dengan terus terlibat dalam kehidupan orang lain setiap hari melalui penggunaan media sosial, mereka akan membanding-bandingkan diri sendiri dengan yang orang lain tampilkan di dunia maya.
Poppito juga mengatakan, jika mereka yang anti sosial akan semakin tertekan karena tidak bisa menampilkan diri mereka sendiri di dunia nyata.
Lantas, bagaimana caranya menghindari antisosial meski sering main media sosial?
Masih menurut Dr. Poppito, pengaruh media sosial mempengaruhi perkembangan psikologis dan sosial seseorang, terutama jika sudah mengenal media sosial sejak anak-anak.
BACA JUGA:Ini 6 Manfaat Curhat untuk Kesehatan Mental, Bisa Dilakukan Sambil Minum Teh
Pasalnya, di masa kanak-kanaklah, anak-anak membutuhkan stimulasi dan sosialisasi di dunia yang nyata, seperti bermain dan bercengkrama satu sama lain.
Karena sebetulnya otak manusia pun membutuhkan interaksi multi-sensorial sejak dini, guna mengembangkan sel saraf yang sehat dan berfungsi di kemudian hari.
Dr. Poppito juga menyarankan kepada para orang tua, ataupun kepada kamu yang memang sedang terjebak dalam keasyikan pengaruh media sosial, ada baiknya mulai membatasi pemakaian serta waktu untuk di dunia maya.
Kamu jangan melupakan juga untuk terus tetap terhubung dengan dunia nyata.
Usahakan ada interaksi, setidaknya saling menyapa atau memberi salam ketika bertemu keluarga, teman atau orang lain di luar sana.
BACA JUGA:Pentingnya Terapi untuk Kesehatan Mental dan Mengatasi Stigma Penyakit Mental