Dan pertarungan sengit antara 2 pendekar sakti itu pun terjadi, dimana keduanya silih berganti menyerang akan tetapi pada akhirnya Damarwulan kalah dalam pertarungan tersebut dan pingsan terkena pusaka gada wesi kuning milik Minak jinggo.
Akhirnya Damarwulan dimasukkan ke dalam penjara, ternyata ke 2 selir Minak jinggo, Dewi Wahita dan Dewi Puyengan ini terpikat melihat ketampanan Damarwulan.
Mereka berdua pun secara diam-diam mengobati luka pemuda tersebut, bahkan mereka juga membuka rahasia kesaktian dari Minakjingga.
BACA JUGA:Berawal dari Kerajaan Ini! Cikal Bakal Kota Malang
BACA JUGA:Islam di Tanah Jawa: Perjanjian Salatiga yang Menyebabkan Akhir dari Kerajaan Mataram Islam
Di malam harinya, Dewi Sahita dan Dewi Puyengan mencuri pusaka gada wesi kuning ketika Minak jinggo terlelap dan pusaka tersebut kemudian mereka berikan kepada Damarwulan.
Selanjutnya setelah memiliki senjata itu, Damarwulan kembali menantang Minak jinggo untuk bertarung dan betapa terkejutnya Minak jinggo ketika melihat sejata pusakanya ada di tangan Damarwulan.
Sehingga Minak jinggo pun tidak bisa melakukan perlawanan dan bisa dengan mudah untuk dikalahkan, akhirnya Adipati Blambangan itu tewas oleh senjata pusakanya sendiri.
Kemudian Damarwulan memenggal kepada Minakjingga untuk dipersembahkan kepada Ratu Ayu Kencana Wungu, Damarwulan pun berhak menikah dengan Ratu Ayu Kencana Wungu dan mendampinginya menjadi Raja Majapahit.
BACA JUGA:Misteri Sang Ratu Adil dalam Ramalan Jayabaya, Pemimpin Bijaksana dari Keturunan Kerajaan Majapahit
BACA JUGA:Kerajaan Giri Kedaton: Jejak Kejayaan Islam pada Masa Wali Songo
Kedua selir Minak Jinggo juga di boyong oleh damar Wulan untuk di jadikan sebagai selir atas jasanya membantu mengalahkan Minak Jinggo.