BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Pulau Jawa sedang dilanda fenomena suhu udara dingin di tengah musim kemarau.
Mengutip Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), fenomena yang melanda pulau Jawa tersebut disebut dengan istilah Fenomena Bediding.
Fenomena cuaca bediding ini merupakan kondisi di mana suhu udara turun drastis. Terutama di daerah dataran tinggi atau pegunungan.
BACA JUGA:BMKG Catat 255 Gempa di Bengkulu dari Januari hingga Juli 2024, Fenomena Alam yang Terus Berulang
BACA JUGA:Fenomena La Nina Diperkirakan Landa Bengkulu hingga Agustus 2024
Fenomena ini biasanya terjadi pada malam hari sampai dini hari.
Yang sering kali terjadi saat musim kemarau, yang penyebabnya adalah radiasi panas dari permukaan bumi yang terlepas ke atmosfer. Sementara udara yang lebih dingin turun ke permukaan.
Fenomena Bediding ini bisa menyebabkan embun beku dan merusak tanaman kalau terjadi dalam jangka waktu lama.
BACA JUGA:Fenomena Udara Panas di Indonesia Disebabkan Gelombang Panas? Begini Penjelasan BMKG
Di Indonesia, bediding umumnya terjadi di daerah seperti Dieng, Wonosobo, dan sekitarnya.
Fenomena Bediding ini biasa terjadi pada bulan - bulan puncak musim kemarau, yaitu bulan Juli hingga bulan September.
Dikutip dari Prakirawan Stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kelas III Banyuwangi, Fenomena bediding juga disebabkan adanya pergerakan tiupan udara dari Australia
Berdasarkan data BMKG, suhu udara 18,2 derajat celcius pada Senin tanggal 15 Juli 2024 lalu tercatat menjadi suhu terendah di Banyuwangi selama fenomena bediding.
BACA JUGA:Fenomena Nikah Siri, Ini Dampak Bagi Istri dan Anaknya