JAKARTA, RAKYATBENGKULU.COM - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus berupaya untuk mencapai keseimbangan gender dalam kepemimpinan organisasi.
Diharapkan pada tahun 2027, setidaknya 30 persen pemimpin di OJK adalah perempuan.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, mengungkapkan bahwa pada tahun lalu, jumlah pemimpin perempuan baru mencapai 15 persen.
Tahun ini, angka tersebut naik menjadi 19 persen, mencerminkan peningkatan komposisi gender yang semakin besar.
BACA JUGA:Arisan Bodong di Bengkulu Rugikan Para Korban hingga Rp20 Miliar, Begini Tips dari OJK
BACA JUGA:Tanpa Ribet! Ini 8 Aplikasi Pinjol Terdaftar di OJK, Limit Besar dan Tenor Panjang
"Seperti di PCS7, 58 persen lebih adalah perempuan," ujarnya dikutip antaranews.com, Selasa, 23 Juli 2024.
OJK berkomitmen untuk terus mengembangkan kualitas pegawai agar selalu siap menghadapi tantangan di industri keuangan.
Hal ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK).
Selain itu, OJK juga terus memperkuat organisasi guna mendukung pelaksanaan tugas dan fungsinya sesuai UU P2SK serta menghadapi tantangan di sektor jasa keuangan.
BACA JUGA:Kurs Rupiah Menguat Setelah Joe Biden Mengumumkan Tidak Akan Maju di Pilpres AS 2024
BACA JUGA:Joe Biden Mundur dari Pencalonan Presiden AS, Kamala Harris Berjanji Menangkan Pilpres
Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui Program Pendidikan Calon Staf (PCS). Saat ini, OJK sedang melaksanakan PCS Angkatan 7.
"Kami mengutamakan kualitas dibandingkan kuantitas. Dari target 300 peserta PCS7, hanya 261 yang lolos seleksi ketat sesuai dengan kriteria yang ditetapkan," jelas Mahendra.
Pada Maret 2024, OJK membuka rekrutmen untuk PCS7 yang diikuti lebih dari 52.000 pendaftar. Dari jumlah tersebut, 261 peserta berhasil lolos seleksi dan mengikuti program PCS7.