Perbandingan ideal adalah sekitar 1 bagian kotoran ayam dengan 2 bagian bahan tambahan. Campuran ini akan membantu menyeimbangkan rasio karbon dan nitrogen, serta meningkatkan aerasi.
BACA JUGA:Ramalan Top 4 Shio dengan Transformasi Hidup Positif di Tahun Ular Kayu 2025!
BACA JUGA:Honda Beat Hanya Rp2,05 Juta, Langsung Bisa Dibawa Pulang: Simak Lengkapnya di Sini
- Kumpulkan dan Bentuk Tumpukan: Buat tumpukan campuran bahan di lokasi pembuatan kompos. Pastikan tumpukan tidak terlalu padat untuk memastikan sirkulasi udara yang baik.
5. Proses Pengomposan
- Aduk Secara Berkala: Aduk tumpukan kompos setiap 1-2 minggu untuk memastikan udara bisa masuk dan proses dekomposisi berlangsung merata. Pengadukan juga membantu menghindari bau tidak sedap.
- Jaga Kelembaban: Pastikan tumpukan kompos tetap lembab tetapi tidak terlalu basah. Kelembaban ideal adalah seperti spons yang sedikit basah. Jika terlalu kering, semprotkan sedikit air. Jika terlalu basah, tambahkan bahan kering seperti jerami.
- Suhu: Periksa suhu tumpukan kompos. Suhu ideal untuk proses dekomposisi adalah antara 50°C hingga 70°C. Suhu ini menunjukkan bahwa proses kompos sedang berlangsung dengan baik.
BACA JUGA:Tenor 15 Tahun, PNS Bisa Pinjam Dana Rp410 Juta – Rp450 Juta Dengan Angsuran Ringan
6. Pematangan Kompos
- Waktu: Proses pengomposan biasanya memakan waktu antara 2 hingga 4 bulan. Kompos dianggap matang ketika warnanya gelap, teksturnya halus, dan bau tidak lagi menyengat.
- Penyaringan: Setelah proses dekomposisi selesai, saring kompos untuk menghilangkan potongan bahan yang belum terurai. Kompos siap pakai harus memiliki tekstur yang halus dan berwarna cokelat gelap.
7. Aplikasi Pupuk
- Aplikasikan Pupuk: Taburkan kompos yang sudah matang di sekitar pangkal tanaman kelapa sawit. Gunakan sekitar 2-5 kg kompos per tanaman, tergantung pada ukuran dan kebutuhan tanaman.
- Campurkan dengan Tanah: Setelah menaburkan kompos, campurkan dengan tanah di sekitar pangkal tanaman untuk meningkatkan penyerapan nutrisi.