BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Harimau Sumatera kembali menerkam hewan ternak di Kabupaten Bengkulu Utara, memaksa Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu mengimbau masyarakat untuk lebih waspada dalam beraktivitas di luar rumah.
Langkah-langkah pencegahan telah diambil guna meminimalkan konflik satwa liar.
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu kembali mengingatkan masyarakat di Kecamatan Pinang Raya dan Napal Putih, Kabupaten Bengkulu Utara, agar lebih berhati-hati ketika berada di luar rumah menyusul insiden serangan harimau yang memakan ternak warga.
Kejadian ini dilaporkan pada Selasa 1 Oktober 2024, di mana seekor sapi dewasa dilaporkan menjadi korban serangan harimau.
BACA JUGA:Kejari Bengkulu Tengah Musnahkan 49 Barang Bukti Tindak Pidana, Termasuk Narkotika dan Senjata Tajam
BACA JUGA:Kejari Usut Dugaan Korupsi Dana BOK di Puskesmas Palak Bengkerung, Puluhan Dokumen Disita
"Iya kita mengimbau pada masyarakat untuk berhati-hati bila ke kebun atau beraktivitas lainnya. Jangan bepergian sendirian, minimal tiga atau empat orang," ujar Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Bengkulu, Said Jauhari dikutip Antaranews.com.
Said juga menegaskan pentingnya menjaga ternak seperti sapi dan kambing agar tidak dilepasliarkan.
Masyarakat diminta agar hewan ternak mereka segera dikandangkan guna menghindari serangan harimau dan meminimalisir kerugian.
Menurut pantauan BKSDA, terdapat dua harimau yang aktif di wilayah tersebut, masing-masing berada di Kecamatan Pinang Raya dan Napal Putih, yang dikenal sebagai daerah jelajah harimau Sumatera.
BACA JUGA:Terlilit Utang Pinjaman Online, Eks Karyawan Alfamart Nekat Bobol Brangkas Tempat Kerja
BACA JUGA:Polisi Selidiki Dugaan Penguasaan Lahan Hutan Air Bintunan oleh Ormas Tanpa Izin
Untuk mengatasi situasi ini, BKSDA telah memindahkan kandang jebakan yang sebelumnya dipasang ke lokasi tempat sapi dimangsa.
Sebelumnya, tiga jebakan harimau dipasang di dua kecamatan ini, dilengkapi dengan beberapa kamera jebak.
"Ada tiga perangkap. Satu di Kecamatan Pinang Raya dan dua di Kecamatan Napal Putih. Pada perangkap tersebut ada yang dipasang kamera jebak, ada yang tidak dipasang," jelas Said.
Langkah-langkah ini diambil setelah laporan masyarakat yang menyebutkan bahwa harimau telah masuk ke kawasan permukiman dan memangsa ternak.
BACA JUGA:Astrologi & Inovasi Kuliner 2025: Pengaruh Shio Ular Kayu Terhadap Kreativitas Bisnis Makanan
BACA JUGA:Keren, Perajin Sebut Batik Besurek Bengkulu Diminati 2 Negara di Asia
Sebagai umpan, kambing dan sisa sapi yang dimakan harimau di Desa Gembung Raya dan Kinal Jaya digunakan di alat perangkap.
Melalui tindakan ini, BKSDA berharap dapat mengurangi konflik antara harimau Sumatera dan warga, serta melindungi satwa liar dari ancaman yang lebih besar.