BACA JUGA:Bakal Jadi Idola Baru, Mobil Listrik Wuling Cloud EV Siap Mengaspal di Indonesia
BACA JUGA:Pembalap MotoGP Mengaspal di Jalanan Ibukota
Aspal konvensional sering kali menyerap panas dari matahari dan memanaskan lingkungan sekitarnya, yang dikenal sebagai urban heat island effect.
Aspal permeabel lebih dingin karena air yang terserap melalui permukaannya membantu mengurangi suhu permukaan jalan.
5. Tahan Lama dan Memerlukan Perawatan Khusus
Meski tahan lama, aspal permeabel memerlukan perawatan khusus untuk memastikan pori-porinya tidak tersumbat oleh debu atau kotoran.
BACA JUGA:Update Film Bioskop di Kota Bengkulu 6 Oktober 2024, Dominasi Genre Horor
BACA JUGA:Sidak Proyek Jalan, Dewan Temukan Aspal Bergelombang dan Mudah Lepas
Penyumbatan pori-pori dapat mengurangi kemampuan aspal dalam menyerap air, sehingga perawatan rutin, seperti penyedotan atau penyapuan, perlu dilakukan.
6. Mengurangi Kebisingan Jalan
Aspal permeabel memiliki struktur yang lebih berpori, yang dapat membantu meredam suara kendaraan yang melintas.
Oleh karena itu, aspal ini juga sering digunakan di area dengan kepadatan lalu lintas tinggi untuk mengurangi kebisingan.
BACA JUGA:Anak Punk Ditertibkan dari Lantai 2 Pasar Minggu, Pedagang Kini Bisa Bernapas Lega
BACA JUGA:10 Tips Merawat Ketiak Agar Tetap Sehat dan Bebas Bau
7. Memperpanjang Usia Infrastruktur
Dengan mengurangi genangan air dan meminimalkan beban pada sistem drainase.
Aspal permeabel dapat memperpanjang usia infrastruktur jalan serta mencegah kerusakan yang disebabkan oleh erosi atau kelebihan air.
Aspal permeabel semakin populer di berbagai negara yang berfokus pada pembangunan berkelanjutan dan pengelolaan air hujan.
Meski investasi awal untuk pemasangannya mungkin lebih tinggi dibandingkan aspal biasa.