Benarkah Telat Menikah Justru Lebih Bahagia? Simak Ulasannya

Jumat 18-10-2024,09:16 WIB
Reporter : Hendri Saputra
Editor : Febi Elmasdito

RAKYATBENGKULU.COM - Pernyataan bahwa "Telat menikah justru lebih bahagia" merupakan subjek yang kompleks dan tergantung pada banyak faktor individu, sosial, dan budaya. 

Ada beberapa studi dan pandangan yang mendukung gagasan ini, tetapi hasilnya tidak seragam untuk semua orang. 

Berikut ini adalah ulasan mengenai hal ini yang telah dirangkum Rakyatbengkulu.com antara lain:

1. Keuntungan Menikah di Usia yang Lebih Matang

BACA JUGA:Alasan Ustad Maulana, Tidak Ingin Menikah Lagi Setelah 6 Tahun Wafatnya Sang Istri

BACA JUGA:Tata Janeeta Iri dengan Keromantisan Lamaran Al Ghazali dan Alyssa Daguise, Begini Nasehat Pernikahannya

   - Stabilitas Emosi dan Mental: Menikah di usia yang lebih tua (di atas usia 30-an atau lebih) sering dikaitkan dengan stabilitas emosi yang lebih baik. 

Seseorang biasanya telah lebih matang dalam hal kepribadian, kemampuan komunikasi, dan manajemen konflik, yang penting dalam hubungan jangka panjang.

   - Kemapanan Finansial: Orang yang menikah lebih lambat cenderung memiliki kemapanan finansial yang lebih baik. 

Pada usia yang lebih tua, mereka mungkin telah menyelesaikan pendidikan, memiliki pekerjaan tetap, dan bisa mengelola keuangan dengan lebih baik, yang mengurangi tekanan dalam pernikahan.

BACA JUGA:Janda di Kota Bengkulu Tertipu Rp71 Juta, Dijanjikan Bakal Dinikahi Pacar Online

BACA JUGA:Maia Estianty Tentukan Tanggal Nikah Al Ghazali dan Alyssa Daguise, Benarkah Tahun Ini?

   - Kehidupan Pribadi yang Lebih Terpenuhi: Sebelum menikah, seseorang yang menikah di usia lebih matang mungkin telah lebih banyak mengeksplorasi minat, karier, dan hubungan pribadi. 

Hal ini membantu mereka mengenal diri mereka sendiri dengan lebih baik, sehingga lebih siap untuk komitmen pernikahan.

2. Kebahagiaan dalam Pernikahan yang Lebih Matang

   - Pernikahan yang Berdasarkan Pilihan, Bukan Tekanan: Mereka yang menikah di usia yang lebih tua seringkali melakukannya karena keinginan pribadi, bukan karena tekanan dari keluarga atau masyarakat. 

BACA JUGA:Program Nikah Massal di Bengkulu Terancam Batal, Tak Ada Pendaftar Hingga Penutupan

Kategori :