Kisah Bob Freeberg, Pejuang Indonesia Asal Amerika

Selasa 29-10-2024,07:42 WIB
Reporter : Hendri Saputra
Editor : Heri Aprizal

RAKYATBENGKULU.COM - Bob Freeberg adalah seorang pilot asal Amerika Serikat yang memainkan peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. 

Setelah bertugas sebagai penerbang tempur di Angkatan Laut Amerika Serikat selama Perang Dunia II, Freeberg kemudian bekerja sebagai pilot komersial di Filipina. 

Pertemuannya dengan Opsir Udara III Petit Muharto Kartodirdjo di Singapura memicu keterlibatannya dalam perjuangan Indonesia melawan Belanda.

Bob Freeberg membeli pesawat angkut DC-3 Dakota yang diberi nama RI-002. 

BACA JUGA:Kisah Nyonya Meneer yang Namanya Melegenda di Indonesia

BACA JUGA:Kisah Junius G. Groves, Orang Kulit Hitam Terkaya Pertama di Amerika Serikat

Bob Freeberg berpendapat bahwa nama RI-001 harus diberikan kepada pesawat pertama yang dimiliki Indonesia sebagai bentuk penghormatan. 

Pesawat ini digunakan untuk menyelundupkan berbagai barang berharga seperti emas, candu, perak, kina, dan karet dari Indonesia, serta membawa senjata, pakaian, dan obat-obatan ke dalam negeri. 

Selain itu, Freeberg juga membantu dalam operasi militer, termasuk penerjunan pertama oleh Angkatan Udara Republik Indonesia pada 17 Oktober 1947.

Yang menembus blokade Belanda di Kotawaringin, Kalimantan Tengah.

BACA JUGA:Kisah Penemu Mobil Berbahan Bakar Bensin Pertama di Dunia, Keberanian Sang Istri Berperan Penting

BACA JUGA:Kisah John Moses Browning, Pencipta dan Pelopor Inovasi Senjata Api Modern

Bob Freeberg juga mengantar Soekarno berkeliling Sumatera untuk menggalang dana dari rakyat, termasuk sumbangan 20 kg emas dari Aceh yang digunakan untuk membeli pesawat Dakota lain yang diberi nama Seulawah atau Gunung Emas (RI-001). 

Meskipun Bob Freeberg adalah pilot bayaran, ia sangat terlibat emosional dalam perjuangan Indonesia dan tidak bisa menerima perlakuan sewenang-wenang Belanda terhadap rakyat Indonesia.

Tragisnya, kisah heroik Freeberg berakhir ketika pesawatnya jatuh pada 29 September 1948 saat mengirim emas ke Palembang, diduga ditembak jatuh oleh pesawat Belanda. 

Kategori :