RAKYATBENGKULU.COM - Pesawat komersial jarang terbang melintasi Tibet karena berbagai alasan yang berkaitan dengan keselamatan, regulasi, dan kondisi geografis yang unik.
Kombinasi dari kondisi geografis yang ekstrem, cuaca yang tidak menentu, kurangnya infrastruktur pendukung, serta regulasi ketat membuat penerbangan komersial menghindari wilayah Tibet.
Meskipun demikian, ada beberapa penerbangan domestik yang melayani daerah ini dengan persiapan dan peralatan khusus, tetapi untuk penerbangan internasional, rute ini dianggap terlalu berisiko.
Berikut ini adalah ulasan mengenai alasan-alasan tersebut:
BACA JUGA:Fakta Unik Gunung Tidar yang Disebut Paku Tanah Jawa
BACA JUGA:Fakta Unik Tentang Biodiesel B40 yang Akan Diberlakukan 1 Januari 2025
1. Topografi dan Ketinggian
Tibet dikenal sebagai "Atap Dunia" karena ketinggian rata-ratanya yang sangat tinggi, sekitar 4.500 meter di atas permukaan laut.
Pegunungan Himalaya yang menjulang tinggi dengan puncak-puncaknya yang melebihi 8.000 meter membuat rute penerbangan di kawasan ini sangat menantang.
Pesawat komersial biasanya terbang pada ketinggian sekitar 10.000 meter, sehingga menghindari gunung-gunung tinggi ini adalah keharusan.
2. Kondisi Cuaca Ekstrem
BACA JUGA:Fakta Unik Giant Reed dan Manfaatnya Bagi Kesehatan
BACA JUGA:Fakta Unik Elang Harpy, Burung Pemangsa Terbesar di Dunia
Tibet sering mengalami kondisi cuaca yang ekstrem dan cepat berubah, termasuk angin kencang, turbulensi hebat, dan badai salju.
Kondisi ini bisa sangat berbahaya bagi penerbangan dan meningkatkan risiko kecelakaan.
3. Kurangnya Bandara Alternatif
Di Tibet, jumlah bandara sangat terbatas dan tidak banyak pilihan untuk mendarat darurat.
BACA JUGA:10 Fakta Unik Sugar Glider, Hewan Marsupial yang Eksotis