BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Kasus penyakit ngorok yang menyerang ternak sapi dan kerbau di Kabupaten Bengkulu Selatan semakin mengkhawatirkan.
Hingga 30 Oktober 2024, sebanyak 222 ekor ternak dilaporkan mati akibat penyakit ini, menurut data terbaru dari Dinas Pertanian setempat.
Penyakit ini tidak hanya menyebabkan kematian ternak, tetapi juga mengakibatkan 376 ekor harus dipotong, sementara sekitar 881 ekor lainnya masih dalam kondisi sakit.
Penyebaran penyakit ngorok ini meluas di berbagai kecamatan, termasuk Bunga Mas, Pino Raya, Kota Manna, Manna, Seginim dan Pino.
BACA JUGA:Harga Cash Terbaru Motor Honda Sonic dan Supra GTR150 di 2024
BACA JUGA:Harga Cash Terbaru Motor Premium Honda: Mulai dari CRF Hingga ST125
Dikutip KORANRB.ID Kepala Dinas Pertanian Bengkulu Selatan, Sakimin mengungkapkan bahwa pihaknya tengah fokus untuk mencegah penyebaran penyakit ini.
"Sekarang kami sedang pencegahan bersama dinas Provinsi, yang sudah divaksin itu lebih kurang 936 ekor sapi dan kerbau,” jelas Sakimin.
Sementara itu Kabid Kesehatan Peternakan dan Kesehatan Hewan, Ikat Aliman Maulana menambahkan bahwa telah disuntikkan total 1.200 dosis vaksin dalam dua tahap untuk mencegah penyakit ngorok.
Meskipun masih ada laporan kematian tambahan, yakni 11 kerbau dan 2 sapi sejak 21 Oktober 2024, pihaknya optimis vaksinasi akan mengurangi dampak penyakit ini.
BACA JUGA:Harga Cash Terbaru Motor Sport Honda CB150, CB150R, dan CB150X Tahun 2024
BACA JUGA:Harga Terbaru Motor Cub Honda Revo dan Supra X 125 Tahun 2024
Di sisi lain, anggota DPRD Bengkulu Selatan, Edwien Alfha SH, mengingatkan pentingnya penanganan cepat terhadap kasus ini.
Menurutnya jumlah kematian hewan ternak saat ini dinilai tidak sedikit. Pemerintah Bengkulu Selatan harus melakukan vaksinasi sebanyak mungkin.
“Kalau vaksin efektif, harusnya ini paling digalakan. Kasian peternak kita ada yang kehilangan banyak kerbau karena penyakit tersebut,” ungkap Edwien.