Harga Ayam Potong dan Bahan Pokok di Bengkulu Turun hingga Rp5 Ribu per Kilogram

Minggu 03-11-2024,05:00 WIB
Reporter : Febi Elmasdito
Editor : Febi Elmasdito

BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Harga ayam potong di Kota Bengkulu perlahan menurun hingga Rp5 ribu per kilogram, memberikan sedikit kelonggaran bagi konsumen.

Salah satu warga Kelurahan Gading Cempaka, Atiksandi (27) menyatakan bahwa harga ayam potong kini turun menjadi Rp35 ribu/Kg setelah sempat mencapai Rp40 ribu/Kg.

“Alhamdulillah sudah lumayan bersahabat, kalau kemarin terlalu mahal,” ujarnya dikutip KORANRB.ID.

Ia berharap harga ayam potong bisa stabil agar tetap terjangkau bagi masyarakat.

BACA JUGA:Sidang Dugaan Korupsi Dana BOS SMP Negeri 17 Bengkulu, JPU Siap Hadirkan 10 Saksi

BACA JUGA:Main HP di Tempat Tidur: Kebiasaan Buruk yang Harus Kamu Hentikan Mulai Sekarang!

Di Pasar Tradisional Panorama, pedagang ayam potong bernama Roni (37) mengonfirmasi tren penurunan ini.

Menurut Roni, penurunan harga terjadi karena pasokan ayam yang mulai stabil setelah sebelumnya tersendat akibat tingginya permintaan dari luar kota.

“Alhamdulillah sekarang jumlah pembeli sedikit meningkat dari pada 5 hari kebelakang saat harga ayam tembus Rp40 ribu/Kg,” ujar Roni.

Penurunan harga ini berdampak positif pada peningkatan jumlah pembeli meski masih di bawah ekspektasi.

BACA JUGA:Kebiasaan Buruk yang Menguras Energi: Belajar ‘Nggak’ pada Toxic People

BACA JUGA:Mindful Eating: Tips Cerdas Hindari Kebiasaan Makan Saat Bosan atau Stres

Kepala Bidang Perindustrian dan Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disprindag) Kota Bengkulu, Erika Ariesti, S.STP, mengungkapkan bahwa harga ayam potong memang menunjukkan penurunan di beberapa pasar utama di kota ini.

"Rata-rata harga ayam potong di 3 pasar yang ada di Kota Bengkulu seperti Pasar Tradisional Panorama, Pasar Minggu, dan Pasar Barukota mengalami penurunan harga, yang di mana rata-rata harganya berada di angka Rp38 ribu/Kg,” sampai Erika.

Tidak hanya ayam potong, harga bahan pokok lain seperti cabai dan telur juga mengalami penurunan.

Pedagang cabai di Pasar Tradisional Panorama, Rian (27), mengungkapkan bahwa meskipun harga cabai merah turun hingga Rp5 ribu per kilogram menjadi Rp20 ribu/Kg, jumlah pembeli tetap menurun.

BACA JUGA:Perfeksionis Banget? Ini Cara Berhenti Jadi Si Tukang Tunda

BACA JUGA:Kurang Tidur, Banyak Drama! Mengatasi Kebiasaan Begadang dengan Cara Asik

“Harganya turun, pembelinya juga menurun,” katanya.

Harga cabai hijau juga turun menjadi Rp18 ribu/Kg, sementara cabai rawit kini dijual seharga Rp40 ribu/Kg setelah sempat menyentuh Rp50 ribu/Kg.

Perubahan harga yang signifikan juga terjadi pada telur.

Lubis, seorang pedagang manisan, mencatat bahwa harga telur mengalami penurunan Rp1 ribu per karpet.

“Jumlah pembelinya berkurang jadi mempengaruhi omzet,” jelas Lubis.

Harga telur ukuran jumbo, yang sebelumnya dijual Rp58-60 ribu per karpet pada akhir September, kini menjadi Rp57 ribu.

BACA JUGA:BRI Peduli Pendidikan, Sentuh Kawasan 3T

BACA JUGA:Siagakan Puskesmas 24 Jam dan Petugas Medis Keliling untuk Pilkada 2024

Ukuran sedang turun menjadi Rp49 ribu per karpet, dan ukuran kecil menjadi Rp41 ribu.

Meskipun demikian, beberapa pembeli masih menilai harga-harga tersebut belum cukup terjangkau.

Ahmad (52), pengunjung Pasar Tradisional Panorama, memilih menahan pembelian ayam broiler meskipun harganya turun menjadi Rp38 ribu/Kg.

“Beli sedikit tidak cukup untuk keluarga di rumah, mau beli 1 Kg mahal, jadi beli yang lain dulu,” ungkap Ahmad.

BACA JUGA:BRI Dukung Peningkatan Layanan Lapas Perempuan Martapura dengan Adopsi Teknologi Modern

BACA JUGA:Dana Desa 2025 Kepulauan Mentawai Rp45,6 Miliar: Rincian Lengkap dan Desa Terbesar Penerima

Turunnya harga bahan pokok ini diharapkan mampu mendorong peningkatan daya beli masyarakat di tengah tantangan ekonomi yang masih berlanjut.

 

Kategori :