RAKYATBENGKULU.COM – Meski harga Cabai Merah Keriting (CMK) sedang anjlok, para petani tetap menanamnya untuk persiapan panen pada 2025.
Di tengah puncak musim hujan yang berlangsung pada November hingga Desember 2024, petani disarankan menggunakan bibit CMK lokal atau turunan, bukan bibit hibrida.
Alasannya, bibit lokal lebih tahan terhadap cuaca ekstrem dan membutuhkan biaya yang lebih terjangkau.
Harga bibit hibrida per 10 gram bisa mencapai Rp150.000 untuk 2.000 benih, sementara bibit CMK lokal jauh lebih ekonomis.
BACA JUGA:Dualisme Jabatan Pj Sekda Lebong: Ditjen Otda Kemendagri Gelar Rapat dengan Plt Bupati dan DPRD
BACA JUGA:Aksi Curat di Rejang Lebong: 1 Tersangka Tertangkap, 1 Lagi Kabur Bawa Motor Korban
Belum lagi, bibit hibrida memiliki risiko gagal panen yang lebih tinggi karena sulit beradaptasi dengan curah hujan tinggi.
Sedangkan bibit lokal sudah menyesuaikan diri dengan kondisi cuaca setempat.
Keuntungan Menanam Cabai Merah Keriting Lokal:
Biaya Lebih Murah: Harga bibit lokal lebih terjangkau. Satu canting bibit lokal seharga Rp150.000 berbeda dengan bibit hibrida yang mencapai harga sama untuk 10 gram.
BACA JUGA:Petani dan Guru Ngaji Titipkan Harapan untuk Sukatno di Pilkada Bengkulu 2024
BACA JUGA:Tak Perlu Khawatir Telat Bayar Listrik, Ada BRImo Bayar Kapan Saja Lewat Handphone
Adaptasi Cuaca Lebih Baik: Bibit lokal sudah menyesuaikan dengan cuaca setempat, sedangkan bibit hibrida rentan terhadap perubahan cuaca, terutama musim hujan.
Tahan Penyakit: Cabai lokal lebih tahan penyakit, termasuk serangan jamur dan patah ranting yang sering menyerang bibit hibrida saat hujan lebat.
Perawatan Lebih Mudah: Bibit lokal memerlukan perawatan yang lebih sederhana dan tidak membutuhkan pupuk berlebihan seperti bibit hibrida, sehingga biaya operasional bisa ditekan.